Jakarta (ANTARA News) - Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) saat ini tengah mencari partner sepadan untuk menemani pasangan andalan Indonesia Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo demi menggapai emas di ajang Asian Games 2018 mendatang.
Dalam pertarungan kategori individu, setiap negara hanya boleh menurunkan dua wakil di setiap nomor, sementara ganda putra baru satu pasang yang dipastikan turun yaitu, Marcus/Kevin, sedangkan satu sisanya belum pasti karena PBSI perlu melihat pasangan yang bisa diandalkan.
"Kami mencari pasangan yang paling konsisten yang akan mendapatkan satu tempat tersisa," kata Kepala Pelatih ganda putra pemusatan latihan nasional PBSI Herry Iman Pierngadi ketika dihubungi di Jakarta, Sabtu.
PBSI sendiri menargetkan untuk tidak mencari hanya sekadar sebagai pelapis, tapi juga pemecah kekuatan lawan, berdasarkan hal tersebut, bahkan federasi merombak total komposisi pelatnas.
Hendra Setiawan, pemain senior yang magang di Pelatnas PBSI mulai tahun 2018 usai menjadi juara di Kejuaraan Nasional, direncanakan akan dipasangkan lagi dengan Mohammad Ahsan. Pasangan lainnya, Angga Pratama juga akan berduet lagi dengan Rian Agung Saputra sementara Berry Angriawan akan kembali bersama Hardianto.
"Komposisi baru akan terlihat konsistensinya setelah menjalani empat hingga lima turnamen. Itu yang kami butuhkan. Apa mereka konsisten saat di pertandingan atau malah sebaliknya," kata Herry.
Caranya, lanjut Herry, dengan melihat penampilan ketiganya di turnamen level internasional yang dimulai di India Open Superseries 2018 pada 30 Januari hingga 4 Februari mendatang.
Reuni Juara
Reuni Ahsan/Hendra yang berawal dari permintaan panitia Kejurnas PBSI 2017, menghasilkan penampilan apik keduanya di lapangan meski sudah berpisah sekitar satu tahun.
Pasangan yang telah berduet sejak 2012 ini menjadi kampiun setelah menang 21-13 21-17 atas duet yang sama-sama berasal dari DKI Jakarta Frengky Wijaya Putra/Sabar Karyaman Gutama pada partai final, di GOR Sahabudin, Pangkal Pinang, Bangka Belitung, Sabtu (2/12).
Kendati telah menjadi kampiun Kejurnas dan sederet prestasi lainnya seperti dua gelar juara dunia, 2012 dan 2015, Herry menilai hal tersebut tidak bisa menjadi tolok ukur perjalanan Ahsan/Hendra dan tetap perlu diuji.
"Kalau di kejurnas kemarin itu rivalnya dari rekan kompatriot. Jadi tidak bisa dijadikan patokan karena Ahsan/Hendra mantan juara dunia. Jadi kami tetap harus melihat uji coba mereka," katanya.
Terkait dengan target, Herry sendiri mengaku, ingin melihat Ahsan/Hendra juara di India dan jika terealisasi hal tersebut merupakan kejutan bagi PBSI khususnya jajaran pelatih. Namun setidaknya Herry mengharapkan pasangan tersebut minimal bisa tembus putaran semifinal.
Adapun terkait kenaikan status Hendra dari pemain magang, Herry sendiri belum bisa menjawab. Namun, Kepada Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI Susy Susanti dikatakannya sudah memberi lampu hijau.
Akan tetapi pembicaraan lebih lanjut akan ditentukan setelah Hendra pulang dari turnamen di China, akhir tahun 2017 ini.
"Secara garis besar pandangan Susy terhadap Hendra sudah bagus. Pesannya, ada beberapa aturan yang harus dimaksimalkan. Ini akan kami bahas sepulangnya Hendra terkait aturan dan tanggung jawab yang harus dilakukan," tutur Herry menambahkan.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017