Paris (ANTARA News) – Presiden Prancis Emmanuel Macron mengimbau semua pihak untuk tenang menyikapi langkah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Pada sebuah pertemuan untuk membahas Lebanon, Macron berharap keputusan Trump itu tidak “meningkatkan ketidakstabilan di kawasan itu. Saya menyeru semua orang untuk tetap tenang dan bertanggung jawab."
Kekhawatiran Macron dibenarkan oleh Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri yang menyebut keputusan Trump itu “akan mempersulit proses perdamaian” dan menciptakan masalah baru di Timur Tengah.
“Saya hanya bisa menegaskan kembali penolakan kami terhadap keputusan itu dan komitmen kami terhadap inisiatif Arab untuk solusi berbasis dua negara,” kata Hariri.
Komentar Macron muncul saat ketegangan mencuat di Timur Tengah atas keputusan Trump di mana Hamas menyerukan “hari kemarahan” kemarin Jumat.
Kota Yerusalem menjadi fokus dalam konflik Israel-Palestina yang dianggap kedua pihak sebagai ibu kota mereka.
Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian sebelumnya bahkan mengkhawatirkan kemungkinan munculnya intifada baru, akibat langkah Trump itu.
“Amerika Serikat, yang sampai saat ini memegang peran mediasi dalam konflik Israel-Palestina, kini telah melepas sendiri gelarnya itu,” kata LeDrian kepada radio France Inter.
Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017