Jambi (ANTARA News) - Empat Menteri Lingkungan Hidup (LH) negara Asean beserta rombongan, Selasa sore, tiba di Jambi untuk membicarakan masalah kebakaran hutan di Indonesia, khususnya di Sumatera dan Kalimantan, serta penanggulangan asap dari kebakaran itu yang telah mengganggu masyarakat di negara mereka. Empat menteri lingkungan hidup yang akan terlibat dalam pembicaraan itu masing-masing Rachmat Witoelar (Indonesia), Pehin Dato Hj Abdullah (Brunei Darussalam), YB Dato`s Sothnathan (Deputy Menteri LH Malaysia), DR Yaacob Ibrahim (Singapura), dan Mrs Mingquan Wichayransaridh (Deputi Menteri LH Thailand). Para menteri tersebut, Selasa malam, akan dijamu oleh Gubernur Jambi H Zulkifli Nurdin di kediamannya yang menghadap Sungai Batanghari. Pada pagi harinya, Rabu, mereka akan terlibat dialog untuk mendengarkan permasalahan kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan. Selanjutnya mereka akan mendatangani (Loi) kerjasama penanggulangan kebakaran hutan dan asap antara Indonesia (Jambi)-Singapura, serta penandatangan (MoU) Indonesia (Riau)-Malaysia. Kebakaran hutan di Indonesia yang kerap terjadi setiap tahun akibat pengaruh alam pada musim kemarau atau pembakaran lahan untuk memperluas dan membuka areal perkebunan baru khususnya di Sumatera dan Kalimantan. Dampak yang paling parah mendapat "ekspor" asap dari Indonesia ketika terjadi kebakaran hutan dan lahan itu terutama Singapura dan Malaysia. Singapura pada 2006 memberikan bantuan dana hampir Rp100 miliar untuk Jambi dalam pembuatan master plan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap. Data Dinas Kehutanan Jambi mencatat kebakaran hutan dan lahan di daerah itu sepanjang tahun 2006 sedikitnya menghanguskan lahan dan hutan seluas 3.000 hektar. Pada 2005 tercatat seluas 1.280 hektar, pada 2004 (3.262 hektar), dan pada 2003 (6.326 hektar). Sementara pada 1997 merupakan kebakaran hutan terhebat dan terbesar yang menghanguskan hutan dan lahan seluas 19.306 hektar. Namun pada 1998 mulai menurun menjadi 86,25 hektar dan pada 2002 kembali terjadi yang melahap areal seluas hampir 2.000 hektar. Provinsi Jambi tergolong daerah rawan kebakaran hutan dan lahan, wilayah masuk kategori rawan seluas 125.716 ha (2,50 persen) terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Sarolangun dan Muaro Jambi. Kategori sangat rawan 825.530 ha (16,85 persen) di Kab. Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, Muaro Jambi dan Batang Hari.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007