Jakarta (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan pemanfaataan satelit internet berkecepatan tinggi (high throughput satellite/HTS) nantinya diprioritaskan untuk sekitar 140 ribuan lebih titik baik sekolah, puskesmas, desa, polsek, perguruan tinggi, yang tidak terlayani internet.
"Kebanyakan di Timur, yang pasti tidak Jawa, prioritasnya, mungkin ada Jawa yang selatan, mayoritas di luar Jawa," katanya di Jakarta, Jumat.
Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan pihaknya akan meluncurkan satelit HTS. Rencananya pada akhir 2018 tender untuk menetapkan badan usaha yang akan membangun, meluncurkan dan mengoperasikan satelit telah selesai. Satelit diperkirakan baru akan diluncurkan pada akhir 2021 atau awal 2022.
Melalui HTS tersebut, pemerintah ingin agar layanan internet dapat semakin merata dan menjangkau wilayah-wilayah yang belum dapat dilayani selama ini.
Saat ini, menurut Menkominfo, 140 ribu lebih titik-titik tersebut kini tengah diverifikasi. "Sudah mulai dihitung sekarang sudah beberapa bulan, sekarang proses konfirmasi lagi agar lebih akurat lagi," katanya.
Menurut dia, dengan 140 ribu lebih titik, maka juga akan meningkatkan ekonomi di daerah, sebab membutuhkan sekitar 140 ribu lebih antena untuk dapat menangkap sinyal HTS tersebut.
Dengan demikian, menurut dia, maka antena-antena itu nantinya dapat dibuat di wilayah luar Jawa sehingga mampu menggerakan perekonomian daerah.
"140 ribu itu kan skala ekonominya besar, saya inginkan tidak diproduksi di Cikarang, orang ini di daerah kenapa produksi di Jawa, harus didistribusi, kalau didistribusi kan 140 ribu misalkan ada 3-4 lokasi kan satu lokasi 35 ribu, 35 ribu itu cukup untuk membuat industri di regional, jadi ekonomi di daerah lebih berkembang lah," katanya.
Untuk pembiayaan proyek HTS tersebut, menurut Menteri nantinya dengan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan menggunakan dana USO.
Pewarta: M Arif Iskandar
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017