Batam (ANTARA News) - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia atau Indonesia Eximbank menargetkan untuk menggenjot penyaluran pembiayaan ke segmen usaha kecil dan menengah berorientasi ekspor (UKME), dengan salah satu caranya mengoptimalkan produk jasa konsultasi.
"Tahun depan ekspor nasional diperkirakan terus naik, kami ingin optimalkan jasa konsultasi ini untuk mendorong jumlah UKME yang berstatus sebagai eksportir baru," kata Direktur Eksekutif Eximbank Sinthya Roesly di Batam, Jumat.
Melalui jasa konsultasi, Shintya menargetkan porsi pembiayaan ke segmen UKM dapat meningkat hingga 15-20 persen pada 2018, dibanding tahun ini yang berada di kisaran 13 persen. Sedangkan total pembiayaan ke seluruh segmen ditargetkan dapat meningkat minimal 10 persen (year on year/yoy). Target pembiayaan Eximbank tahun ini sebesar Rp105,1 triliun.
Salah satu program dari produk jasa konsultasi Eximbank adalah Coaching Program for Ner Exporters (CPNE), yang berisi pelatihan mulai dari produksi, pemasaran, hingga pengelolaan keuangan bagai kalangan UKM untuk naik level jadi eksportir.
Penyaluran pembiayaan UKM dari Eximbank memang belum dominan dari total portofolio intermediasi. Namun, kata Shintya, segmen UKM mencatatkan kinerja gemilang hingga Oktober 2017 dengan pertumbuhan di kisaran 40 persen (yoy).
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mendesak badan usaha di bawah koordinasinya ini untuk memperbesar porsi pembiayaan kepada pelaku usaha kecil, menengah (UKM) yang berorientasi ekspor.
Hingga kuartal III 2017, pembiayaan ekspor UKM dari Eximbank sebesar Rp12,01 triliun atau 12,12 persen dari total pembiayaan.
Eximbank pada tahun ini menargetkan total penyaluran pembiayaan sebesar Rp105,1 triliun pada 2017, yang berarti meraup pertumbuhan bisnis 20 persen (yoy).
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017