"Banjir bertambah naik sejak Kamis sore atau menjelang Maghrib hingga malam ini," kata Sekretaris Kecamatan Gunung Purei Winardi Aspirin ketika dihubungi dari Muara Teweh, Kamis malam.
Menurut Winardi, ratusan rumah di tujuh desa itu berada di dataran rendah, antara lain Desa Lampeong I, Lampeong II, Lawarang, Muara Mea, Linon Besi I, Linon Besi II, dan Desa Tanjung Harapan.
Ketinggian banjir di tujuh desa itu bervariasi antara 2 meter hingga 4 meter. Desa Lampeong II paling parah terkena dampak banjir tersebut.
"Banjir bandang kali ini lebih tinggi dibandingkan dengan banjir sebelumnya," kata Winardi yang rumahnya juga tergenang banjir dengan ketinggian 1,5 meter.
Warga yang rumahnya terendam banjir mengungsi ke tempat yang lebih tinggi atau menumpang ke keluarga yang rumahnya tidak terendam banjir.
"Kami berharap banjir bandang ini cepat surut sehingga aktivitas warga tidak terganggu, apalagi saat ini anak sekolah sedang melaksanakan ujian," ujar Winardi.
Dia mengatakan banjir akibat luapan air sungai biasanya tidak lama surutnya atau paling lama sekitar delapan jam.
Banjir bandang di Kecamatan Gunung Purei yang merupakan kecamatan paling pedalaman di Kabupaten Barito Utara dan berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur ini kemungkinan akan berdampak pada desa-desa di Kecamatan Teweh Timur yang berada di hilir.
Pewarta: Kasriadi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017