Dari Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis, dia memberi keterangan pers, yang diberitakan di Jakarta, bahwa kebijakan Trump itu akan menimbulkan ketidakstabilan di Timur Tengah.
Mahyudin mengharapkan pemerintah Amerika Serikat bisa mempertimbangkan kembali kebijakan itu dengan memperhatikan situasi yang dapat berkembang.
"Bagi Palestina, Jerusalem adalah ibu kota yang abadi. Kalau Israel memindahkan ibu kotanya dari Tel Aviv ke Jerusalem, tentu bakal menimbulkan pertikaian yang lebih besar," katanya.
Trump mengakui Jerusalem yang disengketakan sebagai ibu kota Israel pada Rabu (6/12), suatu keputusan yang merusak kebijakan puluhan tahun Amerika Serikat, melanggar kesepakatan internasional, dan berisiko menimbulkan gelombang kekerasan baru di Timur Tengah.
Pewarta: Panca Prabowo
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017