Surabaya (ANTARA News) - Uji balistik untuk 12 senjata marinir dalam insiden Alastlogo di Pasuruan pada 30 Mei 2007, masih menunggu Berita Acara Pemeriksaan (BAP) saksi korban luka tembak yakni Choirul Anwar (3) dan Asmad (40).
"Item administrasi penyidikan (mindik) yang diminta Labfor (Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya), itu banyak," ujar Komandan Polisi Militer TNI-AL (Pomal) Lantamal V Surabaya, Kolonel Laut (PM) Totok Budi Susanto, di Surabaya, Selasa.
Ia mengemukakan hal itu di sela-sela rapat koordinasi di Labfor Polri Cabang Surabaya di Mapolda Jatim yang juga dihadiri Kapuslabfor Bareskrim Polri Brigjen Pol Ruslan Riza dan lima anggotanya, Komandan POM TNI AD Kolonel CPM Achmad Sulaiman, dan Komandan POM TNI AU Kol Sudibyo Budi.
Di sela-sela rakor tentang hasil penyidikan Pomal terhadap insiden Alastlogo yang juga dihadiri Kalabfor Surabaya Kombes Pol Bambang W Suprapto itu, ia menjelaskan mindik yang belum dilengkapi adalah BAP Choirul dan Asmad.
"Hari ini (19/6), pemeriksaan Choirul dan Asmad dilaksanakan di Pasuruan, karena Choirul `kan baru pulang dari Rumah Sakit Syaiful Anwal (RSSA) Malang. Jadi, kami masih menunggu hasil pemeriksaan dua korban luka tembak itu," tegasnya.
Senada dengan itu, Kabid Humas Polda Jatim AKBP Pudji Astuti yang juga mengikuti rakor di Labfor Polri Surabaya itu menegaskan bahwa uji balistik memang belum dapat dilaksanakan, karena mindik yang diperlukan masih dilengkapi.
"Uji balistik itu belum dilaksanakan hari ini, karena mindik-nya belum lengkap. Dan Pomal ke Labfor Polda Jatim untuk menyampaikan paparan hasil penyidikannya di hadapan pejabat POM dan Labfor secara lengkap," ucapnya.
Barang bukti (BB) insiden Pasuruan itu diserahkan delapan anggota Pomal yang dipimpin Mayor Laut (PM) Agus Setiawan kepada Kepala Labfor Surabaya, Kombes Pol Bambang W Suprapto pada 14 Juni 2007.
BB senjata marinir yang diserahkan adalah 10 senjata laras panjang jenis SS-1 yang tersimpan dalam peti kayu, senjata laras pendek (pistol) jenis FN yang dibungkus kardus, dan puluhan serpihan peluru dari tubuh korban luka Choirul Anwar (3) dan Asmad (40) yang dibungkus amplop kecil warna coklat.
Namun, BB itu belum dapat dibuka, karena persyaratan mindik dari setiap jenis senjata beserta selongsong dan peluru-nya masih belum dilengkapi, sehingga uji balistik akan sulit mencocokkan senjata dengan selongsong/peluru.
Uji balistik dilakukan untuk mengetahui peluru dan selongsong yang ditembakkan berasal dari senjata yang mana, sehingga Pomal akan mengetahui siapa anggota marinir yang menewaskan empat warga Alastlogo.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007