Bandung (ANTARA News) - PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyatakan perjalanan kereta api melalui Jalur Selatan sudah kembali normal pada Kamis pagi, setelah pergerakan tanah yang menyebabkan rel amblas di kawasan Malangbong, Garut, pada Rabu (6/12) menyebabkan kereta dari arah Tasikmalaya menuju Bandung dan sebaliknya tidak bisa melintas.
"Lokasi amblasan KM227 + 3/4 antara Stasiun Warung Bandrek dengan Bumi Waluya sudah teratasi dan telah bisa dilewati kereta api pada jam 08.33," kata Manager Humas PT KAI Daop 2 Bandung Joni Martinus melalui sambungan telepon seluler.
"Kereta api pertama lewat adalah Pasundan relasi Kiaracondong-Surabaya. Untuk sementara waktu dibatasi kecepatannya lima kilometer per jam," kata Joni.
Ia mengatakan sebelumnya jadwal pemberangkatan dan perjalanan kereta api dari Bandung menuju Tasikmalaya hingga Jawa Tengah-Jawa Timur sempat terganggu akibat amblasnya rel di kawasan Malangbong.
Saat jalur kereta di perbatasan Kabupaten Garut dengan Tasikmalaya itu mengalami gangguan, otoritas kereta api memberlakukan perubahan pola operasi kereta api dan memasang larangan kereta api melintasi jalur tersebut.
"Kami segera mengambil tindakan terberat dengan segera memasang semboyan larangan melintas pada jalur tersebut," katanya.
Selama perbaikan, ia menjelaskan, kereta api yang semestinya melintasi jalur itu memutar arah, dengan kereta api dari arah timur (Jawa Tengah) melewati jalur utara yaitu lintas Cirebon untuk menuju tujuan akhir Stasiun Bandung.
"Kami berikan pilihan kepada penumpang kereta-kereta tersebut apakah mereka berkenan untuk tetap di dalam kereta namun jalurnya memutar, atau bisa dengan peralihan kendaraan menggunakan bus menuju Bandung," katanya.
Penumpang Kereta Api Lodaya Pagi jurusan Bandung-Yogyakarta-Solo pukul 07.20 WIB dari Stasiun Bandung diangkut menggunakan bus menuju Stasiun Tasikmalaya kemudian menggunakan kereta api untuk menuju Jawa Tengah.
"Kami mohon maaf atas kondisi ini dan berharap akan segera teratasi sehingga operasional kereta api kembali normal," katanya.
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017