Jakarta (ANTARA News) - Para elit bangsa sudah kehilangan semangat bermusyawarah sehingga seringkali pertemuan seperti rapat interpelasi DPR, serta pertemuan Presiden dan pimpinan DPR, berlangsung ricuh dan menemui jalan buntu. "Semangat musyawarah di Indonesia hilang, itu sudah pasti," kata Kepala PETA (Pejuang Tanpa Akhir) Agus Kodri, di sela diskusi Musyawarah Jati Diri Bangsa, di Jakarta, Selasa, saat ditanya belum tercapainya titik temu antara Presiden dengan DPR dalam masalah interpelasi nuklir Iran. Ia menekankan para pemimpin dan masyarakat kembali membangun semangat musyawarah karena dalam musyawarah ada demokrasi namun sebaliknya dalam demokrasi belum tentu ada musyarawah. Tanpa adanya semangat musyawarah dan para elit lebih mementingkan kekuasaan politik dan kepentingan diri sendiri, katanya, maka pertemuan-pertemuan akan kembali menemui jalan buntu. "Kejadian-kejadian, fenomena-fenomena saat ini menunjukkan semakin jauh bangsa ini dari jati diri bangsa yakni musyawarah," katanya. Ia mengatakan, semangat kekuasan politik dan ingin menang sendiri tidak pernah akan memperkokoh bangsa Indonesia tapi justru memporakporandakan. Sebagai contoh, katanya, saat ini sudah banyak perpecahan. "Partai banyak yang pecah, apa pun pecah. Bahkan organisasi keagamaanpun pecah. Ini bukti bangsa kita sedang bermasalah," katanya. Ia mengatakan, musyawarah adalah sistem bangsa Indonesia. Ia mengatakan, Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 lahir karena semangat musyawarah, demikian juga Pancasila, Proklamasi 17 Agustus dan UUD 1945 merupakah hasil musyawarah/mufakat.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007