"Pengoperasian PGDP sekaligus untuk menggantikan fasilitas produksi gas sementara yang disewa sebelumnya," kata Presiden Direktur PT Pertamina EP, Nanang Abdul Manaf saat peresmian PGDP di Muara Enim, Sumatera Selatan, Rabu.
Nanang mengatakan PGDP yang dikelola oleh Pertamina EP Asset II, terdiri dari dua Stasiun Pengumpul Gas (SPG), yaitu SPG Paku Gajah yang memiliki kapasitas produksi gas 45 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan SPG Kuang berkapasitas 25 MMSCFD.
Perusahaan ini juga menyelesaikan pembangunan jalur pipa utama yang menghubungkan SPG Paku Gajah ke SPG Merbau CO2 Removal yang sudah terbangun (existing). Panjang pipa tersebut mencapai 23 kilometer (km).
Total Investasi proyek pengembangan Paku Gajah mencapai 145,10 juta dolar AS dari proyeksi awal sebesar 147,53 juta dolar AS.
Seluruh fasilitas tersebut akan mengalirkan gas untuk memenuhi kebutuhan pasar konsumen Perusahaan Gas Negara (PGN) maupun konsumen lainnya di Provinsi Sumatera Selatan dan sekitarnya.
Menurut Nanang, kebutuhan gas di Sumatera Bagian Selatan cukup tinggi. Berdasarkan data Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), total kebutuhan gas di Sumatera Selatan saja tahun ini mencapai 1.013,9 MMSCFD. Namun, komitmen pemenuhannya baru sekitar 353,2 MMSCD. Sementara itu, allocated demand tercatat 330,7 MMSCD.
Untuk memenuhi kebutuhan pasar gas yang cukup besar di Sumsel dan memperpanjang masa produksi, Pertamina EP mengembangkan lapangan migas secara terintegrasi di sekitar area Paku Gajah dengan melakukan pengeboran eksplorasi dan pengembangan PGDP.
PGDP menggunakan fasilitas produksi yang lengkap mulai dari memproduksi gas bumi dari sumur-sumur eksplorasi maupun dari sumur pengembangan yang telah dibor sejak 2010.
"Beberapa pemboran sumur pengembangan dilakukan sejak 2010 melalui tahapan Put On Production (POP) dan pada 2013 dilanjutkan dengan pemboran pengembangan melalui tahapan Plan of Development (POD) yang telah disetujui SKK Migas pada Januari 2013," ujarnya.
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi saat meresmikan PGDP menyampaikan apresiasi atas kemampuan PT Pertamina EP menekan biaya investasi PGDP sehingga lebih rendah dari yang dianggarkan sebelumnya.
"Efisiensi biaya dalam proyek migas sangat penting karena dana hasil penjualan migasnya yang masuk kas negara akan lebih optimal setelah dikurangi biaya produksi dan pada akhirnya Dana Bagi Hasil Migas ke daerah juga meningkat," katanya.
Sementara Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) Syamsu Alam mengatakan pengoperasian PGDP sebagai upaya memperpanjang umur cadangan gas agar terhindar dari krisis gas nasional.
"Terus terang saja saat ini Indonesia sudah masuk dalam krisis energi minyak dan lima tahun lagi akan terjadi krisis gas nasional jika tidak ada upaya pencarian cadangan gas baru," katanya.
Bupati Muara Enim Muzakir Sai Kohar mengatakan keberadaan proyek pengembangan gas Paku Gajah diharapkan bisa menambah pendapatan daerah dan meningkatkan ekonomi bagi masyarakat setempat.
Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017