Namun, kondisi ini bisa para ibu hindari, salah satunya dengan berpikir realistis.
"Harus realistis. Boleh ada target tetapi sifatnya realitistis dan fleksibel. Coba rileks," kata psikolog anak dan keluarga, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi.,dalam diskusi media di Jakarta, Rabu.
Selain itu, jangan memaksakkan segala sesuatu berjalan sempurna, sembari mengantisipasi semua kemungkinan terburuk.
"Bekali pengetahuan dari sumber akurat. Berkomunikasi dan berdiskusi bersama pasangan, sebelum hamil, saat hamil dan pasca melahirkan agar suami bisa siap," tutur Vera.
Dia mengingatkan para ibu tak memaksakan melakukan semuanya sendiri misalnya mulai dari persiapan hamil, saat hamil hingga melahirkan. Cobalah meminta bantuan teman atau keluarga.
"Jangan paksakan semua diselesaikan sendiri. Cari teman, minta bantuan orang lain. Sebaiknya supporting system disiapkan sebelum melahirkan. Hal sesimpel seperti pulang dari rumah sakit ke rumah," papar Vera.
Munculnya gangguan jiwa juga bisa dipicu dari internal ibu sendiri. Saat hamil misalnya belum siap, lalu kurangnya dukungan dari pasangan dan lingkungan sekitar.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017