Jakarta (ANTARA News) - Ketua PB NU dan calon wakil presiden pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2004 Hasyim Muzadi mengaku menerima Rp10 juta dari mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Rokhmin Dahuri. Hasyim mengatakan hal itu setelah diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta, Selasa. Meski mengaku menerima uang, Hasyim menyangkal uang tersebut adalah dana nonbujeter Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP). "Saya tidak pernah menerima dana DKP," katanya. Hasyim menerangkan pemberian uang senial Rp10 juta itu berawal dari keinginan Rokhmin Dahuri untuk memanggil Hasyim ke kantornya. Di kantor Rokhmin, Hasyim diminta untuk memimpin doa bersama untuk keselamatan dan kesuksesan Rokhmin Dahuri. "Setelah doa bersama, saya pulang disangoni (diongkosi) di amplop, saya buka di dalam mobil isinya Rp10 juta," katanya. Hasyim juga mengatakan tidak ada niat untuk menanyakan asal-usul uang yang diberikan kepadanya. Menurut Hasyim, menanyakan asal-usul uang yang diberikan setelah melakukan doa bersama adalah perbuatan yang tidak sopan. Lebih lanjut Hasyim mengatakan uang pemberian Rokhmin itu digunakan untuk keperluan pribadi dan disumbangkan ke pondok pesantren. "Sebagian saya pakai, sebagian untuk pondok pesantren," katanya. Hasyim Muzadi diperiksan KPK selama kurang lebih satu setengah jam. Hasyim Muzadi tiba di gedung KPK pada pukul 09.10 WIB. Hasyim yang mengenakan kemeja batik warna coklat langsung menuju ruang pemeriksaan tanpa memberi keterangan pada wartawan. Pria yang dipasangkan pada Megawati pada Pilpres 2004 itu hanya melambaikan tangan dan tersenyum kepada wartawan yang menunggu. Selain Hasyim, KPK juga memeriksa calon wakil presiden pada Pilpres 2004 Solahuddin Wahid. Seperti halnya Hasyim, Gus Solah yang mengenakan kemeja batik warna abu-abu langsung menuju ruang pemeriksaan tanpa memberi keterangan apa pun. Sebelumnya tanggal 31 Mei, Wakil Ketua KPK Bidang Penindakan Tumpak Hatorangan Panggabean mengatakan akan segera memanggil semua nama yang disebut dalam persidangan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri. "Kita sudah bikin undangannnya, mungkin minggu-minggu depan sudah kita layangkan. Saya tidak bisa jelaskan nama-namanya, tapi tentunya anda sudah tahu beberapa nama yang telah disebut di persidangan," kata dia.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007