Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian tengah mengembangkan kendaraan pedesaan bersama enam kementerian dan beberapa lembaga terkait lainnya.
Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin Gati Wibawaningsih menyampaikan bahwa harga mobil pedesaan tersebut nantinya akan dijual pada kisaran harga Rp60-80 juta per unit.
“Kami upayakan harga yang bisa masuk ke pasar. Harga belum tahu memang, ini bahan baku juga masih banyak yang impor. Jadi masih fluktuatif. Tapi pasti di antara Rp60-80 juta,” ujar Gati di Jakarta, Rabu.
Menurut survei yang dilakukan Kemenperin di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, sebanyak 67,10 persen masyarakat setempat memiliki ketertarikan dengan kendaraan pedesaan untuk mendukung kegiatan sehari-hari di perkebunan.
Survei tersebut juga menunjukkan bahwa harga yang paling banyak dipilih adalah rentang harga tersebut.
Selain itu, Gati menyampaikan bahwa harga yang akan dipatok untuk kendaraan pedesaan akan lebih murah dari Kendaraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2).
“Jangan sama atau di bawah sedikit dari KBH2, nanti masyarakat lebih memilih untuk membeli KBH2 ketimbang kendaraan pedesaan. Karena kan KBH2 mereknya sudah terkenal,” ungkap Gati.
Kendati belum ditentukan, Gati berharap, harga tersebut nantinya dapat diterima oleh masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.
Saat ini, diskusi soal pengembangan kendaraan pedesaan masih terus dilakukan bersama pihak-pihak terkait. Kemenperin akan membentuk konsorsium untuk memproduksi mobil pedesaan tersebut setelah target pasar dan data kebutuhannya jelas.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017