Jakarta (ANTARA News) - Dalam menghadapi Asian Games 2018, Pengurus Besar Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (PB Gabsi) merekrut pelatih kelas dunia Erick Kokish demi bisa berprestasi di pesta olahraga negara-negara Asia tersebut.
"PB Gabsi telah membuat program untuk menghadapi Asian Games 2018. Salah satunya merekrut Erick Kokish menangani pelatnas agar bisa meraih prestasi di Asian Games di mana Indonesia menjadi tuan rumahnya," kata Ketua Umum PB Gabsi, Eka Wahyu Kasih dalam keterangan resminya yang diterima di Jakarta, Selasa (5/12) malam.
Nama Erick Kokish memang sudah tidak asing lagi di kalangan bridge Indonesia. Di era kepemimpinan Wiranto, pelatih asal Kanada ini pernah membawa tim bridge Indonesia menjadi runner up Olimpiade Bridge di Yunani 1996.
"Cukup tepat menunjuk Erick Kokish untuk menangani Tim Pelatnas Bridge Asian Games 2018. Kemampuannya dalam melatih tidak perlu diragukan. Ketika dia melatih, tim bridge Indonesia pernah menjadi runner-up Olimpiade bridge Yunani 1996," kata pemain senior Frangky Karwur.
Selain merekrut Erick Kokish, federasi juga berencana akan mengirimkan atlet-atlet pelatnas bridge untuk mengikuti kompetisi di Amerika Serikat dan Eropa selama enam bulan dalam upaya memenuhi target 2 medali emas di Asian Games 2018.
"Di kompetisi bridge AS dan Eropa, atlit bridge Indonesia bisa lebih teruji dan banyak memetik pengalaman bertanding dengan atlit bridge kelas dunia. Jadi, mereka bisa tampil lebih baik lagi dalam upaya memenuhi target minimal dua medali emas di Asian Games 2018 nanti," kata Eka Wahyu Kasih.
Adapun terkait rencana pelatnas Bridge untuk mengikuti kompetisi di Negeri Paman Sam, Eka menjelaskan pihaknya sudah mengajukan proposal dana.
"Tapi, semua tergantung dari persetujuan Kemenpora. Kita sih berharap Januari 2018 atau paling lambat akhir Februari 2018 bisa berangkat ke AS," ujar Eka lagi.
Sementara itu, bagi Franky Karwur, keterlibatan Erick Kokish dan program mengikuti kompetisi bridge di AS dan Eropa selama enam bulan bukan hanya menambah keyakinannya bahwa cabang olahraga bridge bisa menjadi andalan untuk menyumbang medali emas bagi kontingen Indonesia di Asian Games 2018, namun juga akan lebih mematangkan atlet bridge Indonesia.
"Kompetisi di AS dan Eropa itu cukup berat karena akan berhadapan dengan pemain-pemain kelas dunia. Bukan hanya kemampuan saja teruji tetapi banyak pengalaman berharga bisa dipetik dari sana. Dan, saya yakin bridge bisa menyumbangkan dua emas jika program tersebut terpenuhi," ujar Franky menambahkan.
Ketika ditanya mengenai masalah persaingan, Franky menjawab negara-negara seperti China dan Jepang akan menjadi saingan terberat di Asian Games 2018.
"Pasti kedua negara ini patut diwaspadai oleh semua," tutur Franky menambahkan.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017