Jakarta (ANTARA News) - Industri pariwisata dan ekonomi kreatif perlu terus ditumbuhkembangkan di DKI Jakarta karena diperkirakan akan menjadi sumber baru pertumbuhan ekonomi ibu kota setelah peran industri manufaktur terus menyusut, kata pejabat Bank Indonesia.
"Selain itu peran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam perekonomian perlu mendapat perhatian, mengingat sektor ini menyerap tenaga kerja cukup besar," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DKI Jakarta Doni Joewono di Jakarta, Selasa.
Doni menyampaikan hal tersebut dalam pertemuan tahunan BI DKI Jakarta yang dihadiri pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), anggota DPRD, pimpinan BUMD, dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.
Doni mengklaim kegiatan ekonomi DKI Jakarta hingga kuartal III 2017 cukup menggeliat. Salah satu indikatornya, struktur pertumbuhan ekonomi Jakarta lebih merata dengan tidak hanya bertumpu pada konsumsi, tetapi juga oleh sektor produktif.
"Dalam beberapa tahun ke depan, investasi akan menjadi motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi Jakarta," ujarnya.
Menggeliatnya ekonomi Jakarta itu memberikan momentum untuk mempercepat pemulihan ekonomi. Maka dari itu, ujar Doni, momentum kebangkitan ekonomi saat ini harus dimanfaatkan dengan respon kebijakan yang tepat.
Agar dapat memperkuat fase pemulihan ekonomi Jakarta dalam jangka pendek, kata Doni, dorongan terhadap investasi, khususnya kalangan swasta perlu dilakukan. Maka itu, BI DKI Jakarta melihat realisasi APBD Jakarta harus dipercepat. Peran Pusat Investasi Jakarta atau "Jakarta Investment Center" juga harus diperkuat.
"Di sisi lain, stabilitas harga, terutama harga-harga pangan, perlu terus diupayakan melalui penguatan peran BUMD pangan," ujarnya.
BI DKI Jakarta memperkirakan pertumbuhan ekonomi Ibu Kota pada 2018 akan berada di rentang 6,1-6,5 persen. Pertumbuhan ekonomi Jakarta akan bersumber dari investasi dan ekspor, dan konsumsi rumah tangga.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017