Direktur Indonesia Institute for Society Empowerment ini juga mengimbau siapa saja yang memahani sejarah pendirian bangsa ini untuk selalu mengingatkan para pemimpin, pejabat, dan tokoh di negeri ini mengenai asal-usul bangsa ini.
"Karena kalau sampai tidak diingatkan lalu membuat masyarakat terpecah maka Indonesia ini bisa tidak ada lagi seperti halnya kerajaan Majapahit, Sriwijaya atau kerajaan lainnya yang dulunya besar kemudian hilang," kata Syafii di Jakarta, Selasa.
Peneliti senior di Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama (Kemenag) ini mengingatkan bahwa masyarakat kini begitu mudah tersulut emosinya.
"Apalagi bila ada persoalan yang menyangkut kesejahteraan dan keadilan maka makin gampanglah masyarakat kita tersulut, dan malah mau menghancurkan rumah bangsa besar dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika ini. Ini persoalan yang selalu muncul setiap ada masalah di negeri ini," tuturnya.
Di sisi lain, Syafii mengingatkan pentingnya meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap sejarah, falsafah, dan budaya bangsa ini sehingga tidak mudah terpengaruh paham negatif yang dapat merongrong persatuan.
"Masyarakat Indonesia harus menyadari bahwa untuk menjadi bangsa yang besar dan kuat diperlukan pemahaman, penghayatan tentang hakikat bangsa Indonesia dengan falsafah dan budaya yang dimilikinya. Itu penting agar bangsa yang besar ini selalu bisa bersatu dan tidak mudah diadu domba," ujarnya.
Indonesia, kata Syafii, adalah negara yang dibangun oleh orang-orang yang mengerti tentang bangsanya, agama yang dianut, serta kekuatan dan kelemahannya.
"Untuk itu, disepakatilah dasar negara, filosofi negara, sampai dengan simbol-simbol negara yang sesuai dengan keyakinan agama yang dianut masyarakat Indonesia," kata Ketua Komisi Litbang Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini.
Dengan landasan dasar yang sangat religius, nasionalis dan juga mempertimbangkan kearifan lokal, kata Syafii, semua itu menjadi garansi buat bangsa Indonesia untuk melawan berbagai ancaman, baik itu disintegrasi, radikalisme, bahkan bahaya narkoba.
Sayangnya, kata Syafii, tidak semua masyarakat Indonesia mengerti sejarah bangsa maupun latar belakang pemikiran dari para pendiri bangsa Indonesia ini sehingga paham-paham negatif bisa masuk menyebar di tengah masyarakat.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017