Havana (ANTARA News) - Pemimpin Kuba yang kesehatannya telah pulih kembali, Fidel Castro, Senin, mengatakan rejimnya akan terus membuat dan membeli senjata untuk menanggulngai serangan dari Amerika Serikat.
Karangan paling akhirnya, yang berjudul "Mereka takkan pernah memiliki Kuba", muncul setelah dua pekan penurunan kegiatan politik pemimpin kawakan itu, yang bertemu dengan sekutunya dari Amerika Latin -- presiden Venezuela, Bolivia dan Nikaragua.
"Kuba akan terus mengembangkan dan meningkatkan kemampuan tempur rakyatnya, termasuk industri senjata pertahanan kami yang sederhana tapi aktif dan efisien, guna menghadapi penyerbu, di mana pun dia berada, apa pun senjata yang dimilikinya," tulis Castro, seperti dilansir AFP.
"Kami akan terus memperoleh bahan yang diperlukan dan kemampuan tempur yang berkaitan," katanya dalam artikel ke-18 yang disiarkannya di harian resmi sejak 29 Maret.
Castro, yang berusia 80 tahun dan memangku jabatan pada 1959, mengatakan ia tidak menyerang Presiden AS George W. Bush "secara serampangan dan tanpa alasan" tapi saingannya memiliki kebijakan anti-kuba yang kian agresif.
"Bush telah meningkatkan rencananya untuk menduduki Kuba, sampai pada tahap mengumumkan hukum dan pemerintah campur-tangan untuk mendirikan pemerintah imperial langsung," tulisnya.
Selain menerbitkan aliran artikel secara tetap, Castro selama dua pekan terakhir telah bertemu dengan Presiden sayap-kiri Hugo Chavez dari Venezuela, Evo Morales dari Bolivia dan Daniel Ortega dari Nikaragua. (*)
Copyright © ANTARA 2007