"Jangan sampai, saya minta, ada keterlambatan, saya minta Bulog mengikuti, Mentan, BUMN, Menko PMK bisa mengikuti supaya beras ini sampai ke penerima manfaat tanpa terlambat satu hari pun," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat membuka Rapat Terbatas dengan topik Evaluasi Pelaksanaan Program Beras Sejahtera (Rastra) dan Program Bantuan Pangan Non Tunai di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa.
Presiden memantau dengan baik program bantuan beras untuk 15 juta masyarakat tersebut dari waktu ke waktu.
Menurut dia, program beras sejahtera (rastra) yang diperuntukan bagi 15 juta keluarga kurang mampu harus sampai tepat sasaran kepada penerima manfaat.
"Bila keluarga penerima manfaat ada 4 orang, artinya rastra akan mempengaruhi kehidupan 60 juta jiwa. Anggaran juga banyak Rp21 triliun," kata Presiden.
Oleh karena itu, kata dia, dengan biaya yang besar serta mendatangkan dampak yang luas maka program tersebut harus menjadi prioritas.
"Dengan biaya dan dampak besar kita harus benar-benar menjadikan ini prioritas, jangan sampai energi habis karena hal-hal yang kecil dan dampaknya kecil," katanya.
Sejak 2017, penyaluran program rastra telah diubah dengan sistem kartu dan telah diuji coba di 44 wilayah melibatkan 1,2 juta penerima manfaat.
Untuk itu, Presiden meminta agar uji coba tersebut dipastikan berhasil sebelum memperluas jangkauan sistem kartu untuk penyalurannya.
"Saya minta ini jangan ditambah dulu, dicek, dievaluasi dulu betul, supaya di lapangan jalan baik. Saya hanya ingatkan ini nanti di bulan Maret akan ada susenas yang jadi perhitungan angka kemiskinan, BPS juga akan bertanya apakah (mereka) dalam 4 bulan terakhir menerima rastra," katanya.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017