Nairobi, Kenya (ANTARA News) - Pemanfaatan sumber daya alam secara lebih baik diduga efektif dalam mengurangi polusi dan memajukan kesejahteraan manusia, kata satu laporan yang dikeluarkan di Ibu Kota Kenya, Nairobi, Ahad (3/12).
Laporan tersebut, yang dikeluarkan oleh Panel Sumber Daya Internasional (IRP) --yang berafiliasi kepada UN Environment, memperingatkan pengambilan biomassa, bahan bakar fosil dan mineral non-logam dapat mencapai 88,6 miliar ton pada 2017 jika tidak diawasi.
"Ekonomi global harus merangkul efisiensi sumber daya guna mencapai Sasaran Pembangunan berkelanjutan (SDG)," kata Ketua Bersama IRP Janez Potocnik saat peluncuran kegiatan tersebut.
Ia menyatakan bahwa sayangnya, jumlah sumber daya alam yang digunakan sangat berkaitan dengan jumlah akhir limbah dan buangan yang ditimbulkan melalui pemanfaatan sumber daya alam itu.
"Pemantauan polisi secara efektif harus juga berusaha meminimalkan penggunaan bahan mentah, sehingga bisa mengurangi buangan dan limbah akhir," ia menambahkan, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi.
Laporan tersebut, yang dikeluarkan pada malam sidang ketiga Majelis Lingkungan Hidup PBB (UNEA), mengungkapkan bahwa peningkatan penggunaan bahan disebabkan oleh pertambahan penduduk, kecenderungan konsumsi terutama di negara maju dan perubahan ekonomi negara berkembang.
Peristiwa itu terutama disebabkan oleh kenyataan bahwa tuntutan atas sumber daya telah bergeser dari sumber yang terbarukan ke sumber daya yang tak terbarukan, yang mencerminkan kecenderungan global jauh dari teknologi tradisional ke modern, dan dari ekonomi yang berlandaskan pertanian ke ekonomi kota serta industri.
Laporan tersebut memperingatkan bahwa pemusatan perhatian pada satu sumber daya, satu sektor ekonomi, atau satu dampak kesehatan dan lingkungan hidup takkan mencapai visi bersama SDG.
Laporan itu menyatakan pendekatan yang digunakan untuk mengidentifikasi poin pengungkit penting, mengembangkan sasaran sumber daya, merancang kebijakan banyak-manfaat yang memperhitungkan penjualan dan sinergi serta mengendalikan peralihan ke arah konsumsi yang berkelanjutan dan produksi serta sistem prasarana.
IRP adalah satu kelompok ilmuwan terkemuka yang mengkhususkan diri pada masalah penanganan sumber daya dan didirikan oleh UN Environment pada 2007.
Forum tersebut diminta oleh sidang kedau Majelis Lingkungan Hidup PBB untuk menyediakan keterangan mengenai kondisi, kecenderungan dan penampilan produksi serta konsumsi yang berkelanjutan.
Pewarta: antara
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017