Trenggalek (ANTARA News) - Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak menggagas metode pembelajaran baru "e-learning class room" dimana anak didik dipacu kreativitasnya secara mandiri melakukan penelahaan serta pemahaman yang lebih mendasar terhadap isu, konteks dan teori pembelajaran di sekolah.
"Metode ini menjawab tantangan baru ekspansi pendidikan yang tidak hanya monoton pemberian teori, fakta maupun ilmu," kata Emil dalam pernyataan yang diterima Antara di Trenggalek, Jawa Timur, Senin.
Ia mengatakan, fokus pembelajaran "e-learning class room" saat ini tujukan bagi siswa menengah pertama (SMP).
Mereka diajak aktif mengupas materi yang ada dengan melakukan penelahaan, tidak hanya sekedar menangkap teorinya saja dengan memanfaatkan tekhnologi yang sedang berkembang dan menjadi fasilitas kelas.
"Sehingga lulusan SMP nanti sudah mampu menjawab tantangan era ini," kata Emil.
Emil mengatakan, Trenggalek akan menjadi yang pertama menerapkan metode "e-learning class room" di Indonesia, dan rencananya akan di terapkan sementara di SMPN I Trenggalek, sebelum dikembangkan di sekolah menengah pertama lainnya.
Menurut Emil Dardak, e-learning class room ini berawal dari inspirasi oleh kritik terhadap dunia pendidikan.
"Bahwa kita ini lebih menyuapi anak didik dengan fakta ataupun teori maupun ilmu, namun belum bisa mengaktifasi mereka sebagai pembelajar yang aktif," kata Emil.
Lanjut suami artis Armu Bachsin ini, bisa belajar secara "independent" atau mandiri, bisa melakukan sebuah penelahaan dan pemahaman yang lebih mendasar terhadap isu, terutama konteks apa yang dajarkan di sekolah.
"Oleh karena itu membuat `class room` yang di desain cukup luas sekali. Dengan desain luas ini orang itu bisa punya cukup ruang untuk berekspresi. Dengan hal ini kita mendorong beberapa hal yaitu `creatif thinking` dan yang kedua kolaborasi atau `team work`," kata Doktor termuda dari Universitas di Jepang ini.
Emil menambahkan, dengan kelas ini anak-anak ini benar-benar belajar secara tim (team work).
"Dan yang tidak kalah penting anak didik bisa mengekspresikan ide-ide mereka menggunakan tool multimedia," ujarnya.
Menurut Emil, sekarang ini literasi multimedia itu menjadi salah satu titik daya saing, tidak bisa lagi hanya mengandalkan dokumen tertulis atau bicara.
"Sekarang ini harus bisa mempresentasikan dalam bentuk itu. Maka ini benar-benar merupakan suatu bentuk perpaduan tadi. Bagaimana anak-anak kita ini diajarka untuk mengupas suatu fenomena objek, fenomena peristiwa atau ilmu, tetapi menerapkan hal ini dalam konteks yang relevan dengan apa yang mereka hadapi hari ini," kata Emil.
Kata Emil, ini merupakan suatu langkah besar bagi dunia pendidikan di Kabupaten Trenggalek dan diyakini bila dirintis mulai dari SMP, generasi muda Trenggalek bakal mempunyai paradigma dalam belajar.
Tentunya pengembangan metode pembelajaran ini juga menyasar pada metode pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik, sehingga saat ini Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Trenggalek saat ini tengah mencoba kerjasama dengan banyak pihak.
Sedangkan pembelajaran ini tidak hanya berhenti pada pembangunan gedungnya saja melainkan yang paling penting adalah pemanfaatannya, utamanya pada kreatifitas pemanfaatan, alat-alat pendukung kelas ini yang akan terus disempurnakan oleh Dinas Pendidikan Trenggalek.
"Tentunya dengan fasilitas ini metode pembelajaran akan bisa semakin aktif, semakin banyak melibatkan team work, kreatif thingking dan tetunya harapannya adalah bisa menciptakan lulusan-lulusan SMP yang benar-benar mampu menjawab tantangan hari ini," kata Emil.
Pewarta: Destyan Hendri Sujarwoko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017