Jakarta (ANTARA News) - Workshop e-Smart industri kecil menengah 2017 diikuti 1.630 peserta, melebihi target yang ditetapkan tahun ini yakni 1.000 IKM.
Workshop yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal IKM Kementerian Perindustrian ini bertujuan untuk memberikan bimbingan teknis kepada pelaku IKM nasional mengenai pemanfaatan teknologi digital yang dilatih para tenaga ahli dari marketplace dalam negeri.
“Kedepannya, diharapkan terus meningkat, dimana tahun 2018 ditargetkan mencapai 4.270 IKM dan tahun 2019 sebanyak 5.240 IKM,” kata Direktur IKM Kimia, Sandang, Aneka dan Kerajinan Kemenperin E Ratna Utarianingrum melalui keterangannya di Jakarta, Senin.
Ratna menyampaikan, total jumlah IKM yang akan mengikuti workshop e-Smart IKM hingga tahun 2019 dapat mencapai lebih dari 10 ribu IKM dan sebanyak 30 ribu produk IKM yang dapat diakses konsumen melalui marketplace.
“Dalam workshop ini, pelaku IKM mendapatkan pelatihan dengan materi fotografi produk serta melakukan transaksi penjualan secara digital,” ujarnya.
Kegiatan ini merupakan bekerja sama dengan marketplace dalam negeri seperti bukalapak.com dan Blanja.com. Kegiatan ini telah digelar di beberapa kota di Indonesia, di antaranya Padang, Palembang, Sidoarjo, Bandar Lampung, Buleleng, Balikpapan, Medan, dan Makassar.
Ratna menambahkan, Kemenperin terus mendorong peningkatan produktivitas dan daya saing IKM melalui program e-Smart IKM, yang diharapkan pula akan membantu penyerapan tenaga kerja dan pengentasan kemiskinan.
“Dengan mendorong para pelaku IKM, terutama mereka yang berada di sentra-sentra agar masuk ke dalam marketplace, diharapkan dapat memberikan akses pasar yang lebih luas sehingga akan memudahkan pelaku IKM untuk mengembangkan usahanya,” tuturnya.
Lebih lanjut, selain memacu para pelaku IKM nasional agar bisa bertransaksi di pasar online seiring dengan perkembangan ekonomi digital dan memperluas akses pemasaran produk-produknya, program e-Smart IKM ini nantinya dapat membantu Ditjen IKM Kemenperin dalam membuat program lanjutan untuk mendukung penumbuhan dan pengembangan IKM di Indonesia kedepannya.
“Guna memperkuat IKM agar selalu berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, kami senantiasa mengupayakan berbagai hal dalam mengatasi tantangan utama IKM yang berasal dari modal, bahan baku dan pemasaran,” paparnya.
Terkait permodalan, Kemenperin terus melakukan sosialisasi mengenai Kredit Usaha Rakyat (KUR) di berbagai daerah.
Selain itu, Kemenperin juga terus mendukung program pemerintah dalam pembiayaan permodalan IKM dalam bentuk Financial Technology (Fintech) dan berbagai bentuk pendanaan lainnya baik dari lembaga perbankan maupun non perbankan.
Kemudian, mengenai pasokan bahan baku, Kemenperin juga sedang mengupayakan kemudahan akses bahan baku dan bahan penolong bagi IKM melalui pembertukan Material Center. Sementara itu, terkait dengan pemasaran, Kemenperin telah meluncurkan program e-Smart IKM.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga menyampaikan keyakinannya bahwa program e-Smart IKM mampu meningkatkan penguasaan pasar perdagangan elektronik dari produk-produk asli Indonesia, baik di tingkat domestik maupun global. “Apalagi, saat ini sedang terjadi tren peralihan transaksi dari pasar offline ke pasar online,” ujarnya.
Bahkan, dengan menggunakan teknologi digital untuk promosi produk secara online, para pelaku IKM juga diproyeksi memperoleh keuntungan yang lebih signifikan hingga 80 persen dan menjadi 17 kali lebih inovatif.
Menurut Airlangga, dalam pengembangan teknologi digital di sektor industri, pemerintah Indonesia dan Singapura telah sepakat bersinergi pada tahun depan untuk memasarkan komoditas yang paling laris dan banyak dipasarkan secara lebih luas melalui online, seperti makanan dan minuman.
“Kami akan kembangkan innovation center dan safety food, misalnya inovasi kemasan dan daya tahan. Sehingga memiliki standar produk yang sama agar bisa dikirim ke pasar ASEAN dan lainnya. Jadi, kami mendorong ini tidak hanya untuk perusahaan besar, tetapi juga IKM,” papar Airlangga.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017