"Jadi untuk mengantisipasi kemacetan di exit tol, kami telah membangun jalan penghubung antara Gerbang Tol Soreang sampai Jalan Alfathu atau gerbang Kompleks Kantor Pemerintah Kabupaten Bandung," kata Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat, Guntoro, di Bandung, Senin.
Jalan Tol Soroja yang akan diresmikan hari ini oleh Presiden Joko Widodo masih harus ditunjang dengan pelebaran akses penghubung antara gerbang tol dengan jalan umum, juga pelebaran badan jalan di sekitarnya.
Salah satu hal yang harus diantisipasi adalah adanya penyempitan jalan atau bottle neck menuju jalan raya ini dikhawatirkan akan menimbulkan titik kemacetan baru di sekitar Tol Soroja.
"Pembangunan akses pendukungnya sedang berjalan terus. Sekarang ini sudah sampai akses Gerbang Tol Soreang ke arah Pemkab Bandung. Biayanya sampai Rp 35 miliar," kata Guntoro.
Menurut dia, pelebaran jalan sekitar Tol Soroja yang memiliki lima gerbang tol, yakni Soreang, Margaasih Barat, Margaasih Timur, Kutawaringin Barat, dan Kutawaringin Timur. Selain akses Soreang, saat ini sedang direncanakan di empat akses gerbang tol lainnya.
"Dan memang ada masalah bottle neck, tapi sambil berjalan kita benahi terkait exit-exit tol. Yang penting jalan dulu lancar, ada penyebaran arus. Anggaran 2018 ada pembahasan itu Insha Allah, kita hitung dulu," katanya.
Dia mengatakan selepas Gerbang Tol Soroja, jalan berlanjut ke arah Ciwidey sampai Cidaun sepanjang 170 kilometer.
Selain itu, Pemprov Jabar, katanya, hingga saat ini terus berupaya melebarkan ruas jalan tersebut supaya bisa menjadi akses utama ke selatan Jabar selain jalur Pangalengan.
"Pembangunan Soroja ini mengatasi kemacetan ke arah selatan. Kabupaten Bandung jadi tidak terpencil lagi sekarang. Kalau dulu butuh waktu 3
tiga jam dari Kota Bandung ke Soreang, sekarang 10 menit saja," katanya.
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017