Kinshasa (ANTARA News) - Perusahaan makanan Swiss Nestle, Minggu (3/12), mengumumkan akan menutup pabriknya di Kinshasa, ibu kota Republik Demokratik (RD) Kongo, pasar potensial berpenduduk 80 juta jiwa yang didera kemiskinan dan ketidakstabilan politik.
"Kami akan menutup pabrik dan kantor kami sebelum akhir Januari dan terus mengembangkan model distribusi ekonomi kami melalui pihak ketiga," ujar juru bicara grup itu kepada AFP.
Keputusan itu memengaruhi 120 orang dan Nestle akan menawarkan "sejumlah langkah kompensasi yang lebih menguntungkan daripada tuntutan undang-undang ketenagakerjaan setempat kepada karyawan yang dipecat", katanya.
Nestle telah berada di negara itu sejak 2009 dan membuka pabrik yang memproduksi bumbu Maggi, tetapi selalu mencatatkan kerugian sejak saat itu.
Investasi senilai 15 juta franc Swiss (sekitar Rp206,5 miliar) dari perusahaan makanan itu merupakan dorongan bagi RD Kongo, yang seperti negara-negara Afrika tengah lainnya tengah menumbuhkan basis industri mereka dan mengusahakan sumber pendapatan lain selain menjadi eksportir mineral.
Pada Oktober, afliliasi perusahaan bir Heineken di Kongo, Bralima, mengumumkan rencana restrukturisasinya sendiri, dengan pejabat perusahaan mengatakan bahwa "perombakan penuh diperlukan jika ingin memberdayakan perekonomian." (kn)
Pewarta: Antara
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017