Bantul (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menaksir kerugian materi akibat bencana banjir dan tanah longsor yang melanda daerah ini beberapa waktu lalu mencapai Rp50 miliar.
"Untuk kerugian fisik masih dihiting, namun pemulihan fisik yang rusak karena kejadian 28 November kemarin, kalau ditaksir mencapai sebesar Rp50 miliar lebih," kata Kepala BPBD Bantul Dwi Daryanto di Bantul, Minggu.
Menurut dia, setidaknya ada sebanyak 245 titik kejadian baik banjir, tanah longsor dan pohon tumbang di wilayah Bantul usai hujan deras karena cuaca ekstrem dampak badai Siklon Tropis Cempaka di perairan selatan Jawa pada 28 November.
Ia mengatakan kejadian itu menyebabkan kerusakan infrastruktur di wilayah Bantul berupa beberapa jembatan putus karena diterjang arus sungai, talud ambrol, jalan rusak serta rumah roboh dan fasilitas umum rusak.
"Selain infrastruktur, kerusakan akibat bencana kemarin juga terjadi pada sektor pertanian dan perikanan. Tim kami saat ini masih melakukan pendataan kerusakan dan nilai kerugian, selesai paling lambat Senin (4/12) nanti," katanya.
Dwi mengatakan guna mempercepat proses menghitung kerugian, pihaknya menggandeng Universitas Gajah Mada (UGM) khususnya dari Teknik Sipil, Geografi dan Geologi, sebab BPBD tidak memiliki kemampuan dalam bidang assessment kerugian fisik.
"Kita upayakan Senin nanti harus selesai pendataan, sehingga nanti hasilnya akan dijadikan bahan evaluasi Gubernur DIY," katanya.
Ia juga mengatakan dalam mempercepat proses penanganan dan pemulihan pascabencana Pemkab Bantul telah menetapkan status tanggap darurat bencana sesuai arahan Gubernur DIY, agar pemda juga bisa mengeluarkan dana tak terduga bupati.
Sementara itu, sesuai data BPBD Bantul, jumlah pengungsi karena bencana dampak badai Siklon Tropis Cempaka tersebut mencapai 7.929 jiwa, yang kemudian mengungsi di titik-titik yang tersebar di delapan kecamatan se-Bantul yang tiap kecamatan lebih dari satu titik.
"Namun mulai 29 November pengungsi mulai kembali ke rumah masing-masing, jadi untuk pengungsian hanya satu dua hari sudah selesai, selebihnya masyarakat kembali ke rumah masing-masing untuk siapkan segala sesuatunya," katanya.
Pewarta: H. Sidik
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017