Palangka Raya (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah mendorong PT Medco Power Indonesia untuk segera merealisasikan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di wilayah Bangkanai, Kabupaten Barito Utara. "Kami terus mendorong Medco agar PLTG di wilayah Barito itu bisa konstruksi tahun depan, dan mulai operasional memasok listrik pada dua tahun lagi. Ini semata guna mempercepat pemenuhan kebutuhan listrik di wilayah Barito," kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalteng, Halind Ardi, di Palangka Raya, Senin. Pembangunan pembangkit listrik di wilayah Barut itu akan menjadi pembangkit bertenaga gas pertama di Kalimantan Tengah mengingat semua pembangkit listrik yang sudah dan akan dibangun selama ini masih berorientasi pada tenaga minyak bumi dan batubara. PT Medco Power Indonesia sebelumnya telah menandatangani MoU dengan Pemprov Kalteng yang berisi kesepakatan kerjasama di beberapa bidang antara lain pada sektor energi. Medco menyatakan tertarik dan berminat mengembangkan potensi gas bumi yang ada di wilayah Utara Kalteng diantaranya sebagai suplai tenaga listrik. Halind mengemukakan, PLTG buatan Medco yang juga akan menggandeng perusahaan daerah di Kalteng itu diharapkan dapat memasok daya minimal 2 x 10 Mega Watt (MW). Daya sebesar itu dinilai lebih dari cukup untuk pasokan listrik di wilayah Barito. "Kebutuhan daya di Barito itu masih sedikit, di Kabupaten Murung Raya saja hanya tiga MW. Sehingga kemungkinan kelebihan dayanya akan disalurkan ke Kalsel atau Kaltim yang wilayahnya berbatasan," ungkapnya. Sementara itu, penyuplai gas pada pembangkit listrik tenaga gas tersebut akan dipasok oleh PT Elnusa Bangkanai yang kini masih beroperasi di Kecamatan Lahai, Kabupaten Barito Utara. Elnusa diarahkan untuk menjual gas kepada PT Medco yang akan membangun dan mengelola PLTG Bangkanai, sedangkan daya listrik yang dihasilkan nantinya akan dijual kepada Perusahaan Listrik Negara (PLN). Selain pembangunan PLTG di kawasan Barito, Pemerintah juga terus mengupayakan realisasi pembangunan PLTU skala 2 x 65 MW di Kabupaten Pulang Pisau segera terwujud dalam 2009 mendatang guna mengatasi krisis listrik berkepanjangan di wilayah Kalteng. Data Distamben Kalteng menyebutkan sekitar 63 persen penduduk di Provinsi tersebut atau sebanyak 376.470 rumah tangga hingga kini masih belum dapat menikmati aliran listrik. Dari total 600.899 rumah tangga yang ada di Kalimantan Tengah, tercatat baru sebanyak 224.429 rumah tangga yang telah mempunyai listrik di rumahnya. Artinya ratio elektrifikasi Kalteng masih sangat rendah hanya sekitar 37,2 persen. Selain karena minimnya pasokan listrik dari PLN, hal itu juga disebabkan karena sebaran penduduk di Kalteng yang begitu luas tak memungkinkan dijangkau jaringan listrik. Selama ini, jangkauan jaringan listrik baik tegangan menengah maupun Tegangan rendah masih sangat terbatas di wilayah-wilayah perkotaan. Itupun dengan keterbatasan daya yang tidak mencukupi kebutuhan listrik setempat. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007