Indramayu, Jawa Barat (ANTARA News) - Kepala Seksi Rehabilitasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Indramayu Saptaji Aminuddin mengatakan tanggul yang jebol mengancam 6.000 penduduk yang tinggal di bantaran Sungai Cimanuk.

"Jika tanggul yang tersisa tidak bisa menahan jumlah air yang sangat banyak dan deras, dikhawatirkan tanggul akan rusak dan itu bisa berdampak pada sekitar 6.000 penduduk," kata Saptaji di Indramayu, Jumat.

Tanggul Sungai Cimanuk yang berada di Desa Panyindangan Kulon, Kecamatan Sindang, tertimpa longsor, Kamis 30 November, sehingga tanggul sepanjang 100 meter itu amblas hingga 5-6 meter.

"Kondisi tanggul hanya tersisa 1,5 meter, membuat tanggul tersebut cukup kritis jika menerima kiriman air dengan debit yang sangat tinggi," kata Saptaji.

Dia mengatakan, longsor dan amblasnya tanggul terjadi karena posisi tanggul berada di belokan air, selain karena tanggul itu sudah rusak saat musim kemarau lalu.

"Saat kemarau juga sudah retak-retak," kata Saptaji.

Dia khawatir karena letak Kabupaten Indramayu berada di hilir sungai. Meskipun tidak terjadi hujan apabila ada kiriman dari hulu, maka sungai akan meluap.

"Karena kita sering mendapatkan kiriman dari wilayah Garut, walaupun di Indramyau tidak hujan, tapi kita sering mendapatkan kiriman dengan jumlah yang cukup banyak," katanya lagi.


Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017