... apa sich yang dibutuhkan dari kosmetik di daerah kemaluan?...

Jakarta (ANTARA News) - Sebagian Anda mungkin pernah mendengar ada berbagai bentuk atau model khusus di penis saat disunat, entah untuk alasan kesehatan atau lain sebab.

Ada satu kasus misalnya. Saat itu seorang dokter memberi semacam sedikit lingkaran tambahan di area penis anak yang disunat. Dia beralasan cara ini bisa membantu memuaskan hubungan seksual si anak di masa depan saat dia dewasa.

Benarkah ini?

Berikut jawaban spesialis bedah saraf dari Rumah Sunatan Indonesia, dr Mahdian Nur Nasution SpBS. "Yang bilang ada bentuk kembang, cincin, itu mitos. Zaman dulu, orang memakai jahitan, agak kasar benangnya, berbahan sutra bukan seperti sekarang. Karena dia bahannya keras, hitam, menimbulkan bekas," kata dia, kepada ANTARA News di Jakarta belum lama ini.

"Sebenarnya bekas itu kurang bagus. Tetapi diplesetin, sengaja dibuat seperti kembang, padahal sebenarnya efek samping dari jahitan yang kasar," sambung dia.

Menurut Nasution, saat ini dokter menggunakan benang monofilamen atau benang yang terdiri dari satu serat saja dalam prosedur sunat.

"Kalau sekarang, orang dijahit tidak mau ada bekas. Menggunakan benang monofilamen, lalu menggunakan benang yang kecil, seperti helaian rambut kita," tutur dia.

Lantas, bagi mereka yang "sudah terlanjur" penisnya diberi tambahan "model cincin" dan sebagainya, perlu menjalani operasi rekonstruksi?

"Bisa, tetapi menurut saya ada risiko. Kalau sudah dewasa, baru disunat lama penyembuhannya sekitar empat mingguan. Itu lebih pada kosmetik saja. Sementara apa sich yang dibutuhkan dari kosmetik di daerah kemaluan? Khan tidak ada. Menurut saya tidak perlu, kecuali kalau dia terganggu," kata dia.

Pewarta: Lia Santosa
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017