Sidoarjo (ANTARA News) - Bupati Sidoarjo, Drs. Win Hendrarso, mengakui bahwa semburan lumpur panas dari proyek PT Lapindo Brantas Inc. merupakan faktor utama yang mengancam turunnya pertumbuhan makro perekomian Sidoarjo dari 5,71 persen pada tahun 2005 menjadi 5,38 persen pada tahun 2006.
"Pada tahun 2007 nanti angka pertumbuhan perekonomian itu diperkirakan mengalami kemerosotan yang lebih tajam lagi, bila tidak ada solusi efektif dalam mengatasi semburan lumpur berikut dampaknya serta penanganan pertumbuhan perekonomian secara signifikan," katanya di Sidoarjo, Senin.
Melihat menurunnya angka pertumbuhan perekonomian itu, Win meminta semua lini yang ada di Kabupaten Sidoarjo, tidak hanya institusi otonom saja, tetapi juga institusi vertikal, untuk bersama-sama bekerja keras bahu membahu membangun kembali perekonomian di Sidoarjo.
Ada tiga sektor yang diharapkan bisa menopang pertumbuhan perekonomian tersebut untuk kembali bangkit, katanya, antara lain terkait dengan kondisi masyarakat, investasi dan belanja daerah, serta terkait dengan ekspor-impor.
Namun, ia menilai, dari ketiga sektor penopang pertumbuhan perekonomian itu, menurut dia, masalah kondisi masyarakat menjadi titik perhatian yang perlu diwaspadai. Hal itu lantaran masyarakat korban lumpur yang mendapatkan uang ganti rugi "cash and carry" (langsung tunai) banyak memiliki pertimbangan dalam penggunaan keuangan tersebut.
"Ini perlu diimbau kepada masyarakat, bagaimana setelah mereka menerima uang ini bisa dibelanjakan untuk sektor investasi, yaitu seperti beli rumah, untuk usaha yang menguntungkan dan tidak terjadi `capital flight`, setelah warga korban lumpur menerima ganti rugi," katanya.
Selain kondisi masyarakat, Win menjelaskan bahwa sektor investasi, khususnya pada sektor perbankan, juga mengalami penurunan minat. Kondisi itu diketahui setelah dirinya mendapatkan masukan dari banyak masyarakat, terkait bagaimana sulitnya mencari kredit.
Masyarakat mengeluh, usaha kredit yang diajukan dengan jaminan yang diberikan kepada perbankan selalu ditolak, dengan alasan pihak perbankan tidak mau menerima jaminan yang dimiliki masyarakat Sidoarjo berupa apapun, karena kondisi lumpur yang tidak menentu.
"Karena itu, saya berharap agar peran swasta dapat ikut menumbuhkan sektor ekonomi di Sidoarjo yang lebih baik, terutama terkait dengan penyaluran kreditnya bagi bidang usaha, utamanya untuk sektor ekonomi menengah dan mikro," ujarnya menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007