Jakarta (ANTARA News) - Siklon badai yang menerpa Indonesia datang bersamaan dengan puncak musim badai di bagian selatan yang terjadi pada periode September-Maret.
Untuk itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mengimbau agar hal tersebut diwaspadai dua kali lipat dari kondisi puncak musim biasa.
“Cara berfikirnya sederhana. Tanpa ada badaipun di sekitar wilayah kita ada di puncak musim, ada longsor dan banjir. Kalau ditambah badai, jadi kewaspadaannya dua kli lipat,” kata Hubungan Masyarakat BMKG Hary T Djatmiko saat dihubungi Antaranews di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan, Indonesia berada puncak musim badai di bagian Selatan Khatulistiwa, yakni di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, yang mempengaruhi cuaca sehingga timbul potensi banjir, longsor, hingga pohon tumbang.
Dengan datangnya siklon badai, BMKG mengantisipasi berbagai hal secara lebih detail, mulai dari pengecekan berbagai infrastruktur, kondisi angin hingga cuaca lainnya.
“Karena kondisi ini berpotensi menambah hujan, angin, gelombang tinggi, jadi semua kami cek,” ungkap Hary.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017