"UPT Bengawan Solo mulai memberlakukan siaga I (13,09 meter) sejak pukul 12.00 WIB. Perkiraan kami ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro bisa masuk siaga II (14,00 meter), malam nanti karena air masih terus naik," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bojonegoro Budi Mulyono, di Bojonegoro, Kamis.
Kenaikan air Bengawan Solo di daerahnya itu, menurut dia, dipengaruhi tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir di hulu, Jawa Tengah, Ngawi dan lokal.
"Posisi siaga dua tidak bertahan lama, sebab di daerah hulu airnya mulai surat," ujarnya.
Meski demikian, kata dia, BPBD mengimbau camat yang di daerahnya dilalui sungai terpanjang di Jawa menginformasikan kepada masyarakat agar meningkatkan kewaspadan dengan adanya kenaikan air Bengawan Solo.
Sesuai instruksi BPBD, lanjut dia, tim penanggulangan bencana harus segera mempersiapkan berbagai kebutuhan mulai memantau perkembangan ancaman banjir, mengaktifkan pemantauan kondisi bantaran Bengawan Solo, kondisi tanggul dan infrastruktur banjir lainnya.
Lainnya, kata dia, mempersiapkan dapur komunitas, inventarisasi peralatan dan relawan bencana dan segera melapor ke BPBD kalau terjadi kejadian bencana yang luar biasa.
Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo mengatakan ada laporan masuk bahwa di Desa Sranak, Kecamatan Trucuk, ada tebing Bengawan Solo longsor yang mengancam pemukiman warga disebabkan kenaikan air Bengawan Solo.
"Di Desa Sranak memang tebing Bengawan Solo rawan longsor. BPBD baru saja memindahkan 15 rumah warga yang terancam longsor tebing Bengawan Solo," ucapnya.
Ia juga menambahkan BPBD sudah mempersiapkan berbagai kebutuhan termasuk memperbaiki perahu karet yang menjadi sarana evakuasi.
"Ada beberapa perahu karet yang bocor, sekarang dalam proses perbaikan. Tapi kalau memang ada kejadian banjir luar biasa sudah ada beberapa perahu karet lainnya yang sudah dimanfaatkan," katanya.
Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017