Karangasem, Bali (ANTARA News) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM kembali mencatat aktivitas Gunung Agung mengalami gempa tremor terus menerus (overscale) antara Pukul 17.24 WITA hingga Pukul 18.00 WITA.
"Hari ini (Rabu) terjadi aktivitas gempa tremor secara terus menerus melebihi ambang batas dari alat yang kami miliki dan terdeteksi dari seismograf hampir 52 menit lamanya," kata Kepala PVMBG Kasbani, saat ditemui di Pos Pantau Gunung Agung Desa Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Rabu.
Ia mengatakan, aktivitas vulkanik Gunung Agung saat ini cenderung tinggi dan fluktuatif, sehingga potensi terjadinya erupsi masih akan terjadi setiap saat. Untuk amplitudo gempa overscale ini melebihi 23 mm atau dikatakan mencapai titik maksimal yang terdeteksi dari rekaman seismograf.
Gunung Agung yang saat ini masuk level IV (Awas), memang sudah dala kondisi kritis dan sudah masuk fase erupsi magmatis. "Saat ini magma sudah mengisi kawah gunung dan melihat adanya sinar merah (glow) yang disebabkan adanya dorongan magma," ujarnya.
Kasbani mengatakan, untuk kandungan gas sulfur dioksida (SO2) dari hasil pemeriksaan masih cukup tinggi pada Selasa (28/11) mencapai 2.500 ton per hari. "Angka ini masih sangat tinggi dan magma sudah keluar dan penyebab tremor ini karena pergerakkan fluida kepermukaan," ujarnya.
Gas fluida ini bisa keluar berbentuk gas, lava, batuan vulkanik atau pun magma itu sendiri. Sebelumnya, gunung setinggi 3.142 mdpl itu telah mengalami gempa tremor terus menerus (overscale) pada Selasa (28/11) antara pukul 13.30 Wita hingga 14.00 Wita.
Fenomena langka ini menunjukkan Gunung Agung memasuki fase kritis. Ketinggian asap dari kawah Gunung Agung pada Selasa (28/11) teramati masih berwarna kelabu kehitaman dengan ketinggian 4.000 meter dari atas kawah.
Oleh karena itu, PVMBG meminta masyarakat harus berada di luar zona radius bahaya delapan kilometer dengan perluasan sektoral masih sepuluh kilometer.
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017