"Saat ini pemerintah mempunyai 278 ribu ton cadangan beras pemerintah (CBP) untuk bisa memenuhi kebutuhan seluruh warga yang terdampak banjir, longsor termasuk erupsi Gunung Agung dan Gunung Sinabung," kata Mensos usai rapat penanganan bencana di kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan di Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan, terkait logistik jika pemerintah kabupaten/kota sudah mengeluarkan SK darurat maka CBP yang berada di gudang divre maupun subdivre Bulog terdekat bisa segera disalurkan.
Hingga saat ini CBP dari pemerintah kabupaten/kota dan provinsi sudah dikeluarkan hingga 200 ton maka semua menggunakan cadangan beras dari kuota Kementerian Sosial.
Dia menyebutkan, karena titik pengungsian terutama pada bencana erupsi Gunung Agung terus mengalami pergerakan sehingga koordinasi dengan posko-posko di masing-masing kabupaten kota sangat penting agar tidak ada kekurangan distribusi ke titik-titik pengungsi.
Khusus untuk logistik pengungsi erupsi Gunung Agung yang sudah tersalurkan yaitu 100 ton dari CBP Kabupaten Karang Asem, 62 ton CBP Kabupaten Buleleng, 52 ton CBP Klungkung dan 200 ton CBP Provinsi Bali serta 376 ton CBP Kemensos.
Kemensos juga telah mendirikan tenda-tenda pengungsian sejak September lalu. Namun demikian, para pengungsi lebih memilih tinggal di bale banjar. Sehingga tenda lebih banyak digunakan untuk menyimpan logistik dan trauma healing kolektif, terutama bagi anak-anak.
Untuk membantu menangani gelombang pengungsi Gunung Agung, lanjut Khofifah, Kementerian Sosial juga telah menerjunkan 396 orang Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang berdomisili di Bali.
Selain itu, juga disiagakan Tagana dari provinsi terdekat antara lain Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Kalimantan Selatan. Total ada sebanyak 718 Tagana yang disiapkan.
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017