Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan bahwa Indonesia kembali mengecam uji coba peluncuran peluru kendali (rudal) balistik Korea Utara hingga mendarat di wilayah dekat Jepang pada Rabu (28/11).
"Jadi kita kembali mengecam yah, ujicoba peluncuran rudal yang dilakukan Korut," kata Retno usai mendampingi Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Wakil Perdana Menteri Tiongkok dan perwakilan "The Elders" di Istana Merdeka Jakarta, Rabu.
Retno menilai uji coba rudal balistik Korut ini sudah bertentangan dengan semua resolusi Dewan Keamanan PBB.
"Ini melanggar semangat atau upaya kita menjaga perdamaian dan stabilitas di semenanjung korea. Jadi intinya posisi kita seperti itu," kata Retno.
Korea Utara kembali menembakkan sebuah peluru kendali balistik hingga mendarat di wilayah dekat Jepang pada Rabu (29/11).
Tembakan itu merupakan uji coba lanjutan, karena sebelumnya Korut menembakkan satu rudal melewati negara tetangganya itu pada pertengahan September.
Korut meluncurkan rudal satu pekan setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memasukkan Korut kembali ke daftar negara-negara yang dikatakan Washington mendukung terorisme.
Berdasarkan daftar itu, Amerika Serikat bisa mengenakan lebih banyak sanksi kendati sejumlah pakar mengatakan langkah itu bisa berisiko menyulut ketegangan di Semenanjung Korea.
Pemerintah Jepang memperkirakan bahwa rudal yang ditembakkan Korut itu terbang selama sekitar 50 menit dan mendarat di perairan pada zona ekonomi eksklusif Jepang, menurut stasiun penyiaran Jepang, NHK.
Satu rudal, yang ditembakkan Korea Utara pada 29 Agustus dan terbang di atas wilayah Jepang, berada di udara selama 14 menit.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan bahwa rudal, yang meluncur pada Rabu itu ditembakkan dari Pyongsong, kota di Provinsi Pyongan Selatan, pada sekitar pukul 18.17 GMT dan melintasi perairan antara Korea Selatan dan Jepang.
Beberapa menit setelah Korut menembakkan rudal, militer Korea Selatan melakukan uji coba penembakan rudal sebagai tanggapan atas tindakan itu, tambah militer Korea Selatan.
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017