Seoul (ANTARA News) - Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in pada Rabu menyebut uji coba rudal Korea Utara sebagai "provokasi gegabah", dan memperingatkan bahwa situasi di semenanjung Korea berisiko berkembang tidak terkendali menjadi konflik besar.
Berpidato di rapat keamanan nasional mendadak, Moon mengatakan peluncuran terbaru rudal balistik antarbenua (Intercontinental Ballistic Missile/ICBM) Korea Utara, yang jatuh ke perairan di dekat Jepang, merupakan "provokasi ceroboh" yang akan meningkatkan ketegangan yang sudah tinggi ke level kritis.
"Situasinya bisa menjadi tidak terkendali jika Korea Utara menyelesaikan perkembangan rudal balistik yang bisa terbang ke benua berbeda," kata Moon sebagaimana dikutip AFP.
"Kita harus mencegah skenario ketika Korea Utara kemungkinan salah memperhitungkan situasinya dan mengancam kita dengan senjata nuklir, atau Amerika Serikat bisa mempertimbangkan serangan pencegahan (terhadap Korea Utara)," tambah dia.
Pyongyang melancarkan uji coba nuklir keenam sekaligus yang terbesar pada September, dan peluncuran Rabu merupakan uji coba sukses ketiga untuk ICBM, yang dianggap mampu mencapai hingga Amerika Serikat daratan.
Bersama Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Presiden Korea Selatan juga memperingatkan bahwa uji coba rudal balistik terbaru Pyongyang bisa menimbulkan ancaman global "mengerikan."
"Kedua pemimpin menggarisbawahi ancaman mengerikan yang ditimbulkan provokasi terbaru Korea Utara tidak hanya untuk Amerika Serikat dan Republik Korea, tapi untuk seluruh dunia," kata Gedung Putih mengenai percakapan telepon antara Trump dan Moon.
Trump juga berbicara dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.
Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa menggelar rapat darurat guna membahas peluncuran dugaan rudal balistik Pyongyang.(mu)
Pewarta: -
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017