Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan, sebagai korps aparatur sipil negara, Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) harus mampu menjaga netralitas organisasi.
"Korpri harus mampu menjaga netralitas organisasi, menempatkan pelayanan masyarakat di atas kepentingan pribadi, organisasi dan golongan," kata Jokowi dalam sambutannya pada Upacara HUT Ke-46 Korpri di Lapangan Monas Jakarta, Rabu.
Sebagai sebuah korps profesi, ia mengatakan, Korpri dituntut dapat mempererat solidaritas para anggotanya, mendorong pengembangan kompetensi sumber daya manusianya agar menjadi aparatur yang profesional.
Presiden, yang juga Penasihat Nasional Korpri, menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada segenap keluarga besar Korpri atas sumbangsih dan pengabdiannya kepada bangsa, kepada negara dan kepada masyarakat.
"Peringatan HUT Korpri harus menjadi momentum untuk melakukan refleksi, menjaga soliditas dan solidaritas," katanya.
Perayaan ulang tahun Korpri, ia melanjutkan, juga harus menjadi momentum untuk melakukan lompatan besar demi mencapai kemajuan lndonesia.
"Korpri harus menjadi pilar utama pemersatu bangsa dan negara Indonesia dengan aparatur sipil negara sebagai agen perekat kebinekaannya," katanya.
Presiden mengatakan semua pihak ingin Korpri menjadi organisasi dengan budaya yang penuh inovasi dan kreativitas, yang modern dan efisien, dan yang
melayani dengan jiwa dan semangat Pancasila.
Menurut dia, semua pihak harus berusaha mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan pembangunan harus dilakukan dari pinggiran dan dari desa-desa, dimulai dengan pemerataan infrastruktur fisik hingga pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.
"Oleh karena itu, peran Korpri menjadi sangat vital. Korpri harus bisa menjadi penghubung antara masyarakat," katanya.
Pewarta: Agus Salim
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017