Sabang, Aceh (ANTARA News) - Kapal layar tiang tinggi legendaris Indonesia, KRI Dewaruci, yang membawa 68 pelajar Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ) dari 34 provinsi se-Indonesia tiba di Teluk Sabang, Aceh, Selasa sore. KRI Dewaruci berlayar dan bergabung untuk berpartisipasi pada Sail Sabang 2017.

Kedatangan KRI Dewaruci --kapal layar tiang tinggi kelas Barquentine tiga tiang-- di pulau terluar paling ujung barat Indonesia disambut para kadet Akademi TNI AL di KRI Bima Suci yang telah tiba sebelumnya di Teluk Sabang. Mereka menabuh drum band di Pelabuhan CT-3 Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS).

Komandan Pangkalan Pangkalan TNI AL Sabang, Kolonel Pelaut Kicky Salvadhie, Walikota Sabang, Nazaruddin, Kepala Dinas Pariwisata Aceh, Reza Fahlevi, serta unsur Forkompinda se-Kota Sabang juga ikut menyambut kedatangan KRI Bima Suci di Pelabuhan CT-3 BPKS.

Kedatangan KRI Dewaruci dipimpin komandannya, Letnan Kolonel Pelaut Rahadian Rahmadi. Juga turut dalam pelayaran itu Komandan Satuan Tugas ENJ Dewaruci, Muhammad Suhendar. Saat mereka turun melalui tangga kapal, mereka disambut tarian ranub lampuan (sirih dalam bati) sebagai bentuk peumulia jame alias memuliakan tamu.

Kemudian dikalungi bunga oleh Salvadhie serta Nazaruddin.

Salvadhie mempersilakan masyarakat untuk menaiki serta masuk ke geladak dan ruang-ruang KRI Dewaruci yang usianya sudah 64 tahun.

"Kepada semua masyarakat dipersilahkan masuk ke Kapal KRI Dewa Ruci maupun Bima Suci dan selama Sail Sabang kedua kapal layar tiang tinggi ini terbuka untuk umum," kata dia.


KRI Dewaruci telah berkali-kali bersandar dan tambat tali di Teluk Sabang, di antaranya dalam pelayaran keliling dunia pada 1964 dan 2012. Pada 1964, KRI Dewaruci memulai pelayaran keliling dunia ke arah barat, sedangkan pada 2012 melalui jalur timur.


KRI Dewaruci juga merupakan kapal baru pertama TNI AL yang dibeli memakai uang negara. Setelah penandatangan kontrak pembelian pada 1952, pembangunan badan kapal dilaksanakan pada tahun itu juga di galangan kapal Stulcken und Sohns, Hamburg, Jerman Barat, dan seluruh konstruksi kapal dan tiang-tiang selesai pada 1953.


KRI Dewaruci dan KRI Bima Suci ada di kelas yang berbeda dengan teknologi yang berbeda. KRI Dewaruci dengan panjang 53,5 meter dan tonase 847 ton memakai teknologi manual sama sekali dan menuntut kemahiran navigasi manual sepenuhnya, dan memiliki 16 layar.


Sedangkan KRI Bima Suci bertonase 2.346 ton, panjang 111,2 meter, dan 26 layar memakai teknologi masa kini. Pelaut pengawak bisa memilih, apakah ingin memakai fungsi manual atau dibantu instrumen sepenuhnya, sebagaimana juga terjadi pada teknik bernavigasinya.


(Baca juga: https://www.antaranews.com/berita/667643/kri-bima-suci-tiba-di-sabang)


KRI Dewaruci hadir di Tanah Air pertama kali pada 1954 dengan komandan pertamanya, Roosenow, seorang pensiunan militer Jerman Barat. Teluk Sabang di Pulau Weh, Aceh, menjadi kota pertama di Tanah Air yang disambangi KRI Dewaruci pada masa itu.


Pada saat itu sangat sedikit negara Asia-Afrika yang memiliki kapal layar tiang tinggi sebagai kapal latih, dan Indonesia punya sebagai bukti kebesaran Indonesia sebagai bangsa bahari. KRI Dewaruci mengukir legendanya sejak itu.

Kedua kapal layar tiang tinggi TNI AL ini, KRI Dewaruci dan KRI Bima Suci, kemudian ditambat bersisian di dermaga itu. Ini menjadi pemandangan yang memesona dan mengharukan karena setelah 63 tahun, baru kali ini juga Indonesia memiliki kapal layar tiang tinggi TNI AL, yaitu saat KRI Bima Suci hadir dari galangan kapal Freire, di Vigo, Spanyol.


(Baca juga: https://www.antaranews.com/berita/666459/kri-bima-suci-lepas-tali-menuju-sail-sabang-2017)

Suhendar, setelah KRI Dewaruci tambat di dermaga, menyatakan, "Semua pelajar ENJ berjumlah 68 orang dari 34 provinsi se-Indonesia dan selama pelayaran ini kita menumbuhkan kembangkan jiwa serta semangat kemaritiman."

Lebih lanjut sebutnya, KRI Dewaruci sudah melakukan pelayaran bersama ENJ sejak 2013 silam dan pelayan ini membawa misi kedamaian serta menjaga kedaulatan Indonesia melalui pengembangan poros maritim dunia.

Adapun Rahmadi mengakui, meski sudah berusia 64 tahun namun KRI Dewaruci tetap masih layak berlayar mengarugi berbagai selat dan lautan.

"KRI Dewaruci makin 'seksi' dan akan terus belayar di wilayah teritorial Indonesia, dan jika pelayaran antar negara direncanakan menggunakan KRI Bima Suci," kata komandan ke-36 KRI Dewaruci itu.

Sail Sabang 2017 digelar dari 28 November-5 Desember 2017 mengangkat tema "Menuju Sabang Gerbang Destinasi Wisata Bahari Dunia" dan direncanakan akan dibuka Presiden Joko Widodo, pada 2 Desember.

Kemudian, lokasi puncak Sail Sabang 2017 difokuskan pada tiga titik, yakni Teluk Sabang atau Pelabuhan CT-3 BPKS, Sabang Fair, dan Tugu Kilometer Nol Indonesia.

Pewarta: Irman Yusuf
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017