"Kami selalu menyiagakan petugas `flying gangs` yang siap 24 jam untuk melakukan penanganan apabila ada kerusakan-kerusakan di sepanjang jalur rel," kata Manajer Humas PT KAI Daerah Operasi VI Yogyakarta Eko Budiyanto di Yogyakarta, Selasa.
Meskipun terdapat titik longsor, namun kereta api masih dapat melintas dengan memanfaatkan rel di sisi lain yang tidak terdampak longsor dengan kecepatan terbatas sekitar lima kilometer per jam. Di titik tersebut sudah memiliki jalur ganda.
Ia berharap proses perbaikan dapat segera diselesaikan dan kereta bisa melintas dengan kecepatan normal sehingga perjalanan kereta tidak semakin terganggu.
Selama musim hujan, lanjut Eko, PT KAI melakukan berbagai persiapan untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan seperti genangan atau longsor di sekitar rel.
Upaya tersebut di antaranya menambah petugas penjaga perlintasan kereta api, pemeriksa jalan hingga petugas ronda jembatan dari sebelumnya 400 orang ditambah sebanyak 91 orang.
Selain itu, PT KAI Daerah Operasi VI Yogyakarta juga sudah menyiapkan alat material untuk siaga (AMUS) yang ditempatkan di beberapa stasiun seperti Klaten, Wates dan Lempuyangan.
"Kami tempatkan AMUS di titik-titik yang strategis. Peralatan terdiri dari bantalan rel, gelagar jembatan hingga batu balast. Setiap kali ada kejadian, bisa langsung digunakan," katanya.
Di Daerah Operasi VI Yogyakarta, titik yang berpotensi mengalami longsor berada di ruas Kaliyoso hingga Gundih karena kontur tanah di lokasi tersebut tidak stabil.
"Namun kami sudah melakukan antisipasi. Di sepanjang rel diperkuat dengan talud dan bronjong serta didukung dengan drainase yang baik. Pembersihan rel pun dilakukan rutin termasuk mengecek drainasenya," katanya.
Pada umumnya, lanjut Eko, ruas rel di Daerah Operasi VI Yogyakarta, mulai dari Kutoarjo, Yogyakarta hingga Solo dan Kedung Banteng dalam kondisi yang baik dan tidak rawan longsor atau tergenang.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017