Madrid (ANTARA News) - Sukses Real Madrid menyabet gelar juara liga Spanyol untuk ke-30 kalinya tidak lepas dari peran lima pemain kunci dalam pertandingan melawan Real Mallorca di Bernabeau, pada Minggu.
Kelima pemain kunci itu adalah Ruud van Nistelrooy (Belanda), David Beckham (Inggris), dan tiga pemain asal Spanyol masing-masing Iker Casillas, Sergio Ramos, Raul Gonzalez, demikian menurut laporan AFP.
Real Madrid agaknya perlu berterima kasih kepada striker asal Belanda itu yang telah mempersembahkan sebanyak 26 gol selama musim kompetisi. Ia pantas menerima penghargaan "European Golden Boot".
Van Nistelrooy angkat koper dari Manchester United setelah didepak oleh Sir Alex Ferguson. Ia kemudian merapat ke Real Madrid dan menunjukkan prestasi gemilang dan kesungguhan bermain, meski harus bersaing ketat dengan Ronaldo.
Tanpa argumen berkepanjangan, peran David Beckham sulit dilupakan dalam tubuh Real Madrid. Gelandang elegan asal Inggris ini kerapkali memerankan gaya sepakbola memikat dengan mengirim umpan-umpan matang dari sayap kanan yang tidak jarang berbuah gol.
Hubungannya dengan pelatih Fabio Capello sempat tegang ketika Beckham dipandang sebelah mata oleh pelatih asal Italia itu.
Beckham banyak berperan mengirim umpan kepada Niestelrooy yang kemudian memanfaatkannya menjadi gol ke gawang lawan.
Pertandingan melawan Real Mallorca itu jadi laga perpisahan Beckham, karena dirinya segera meniti karier di Amerika Serikat bersama klub LA Galaxy.
Meski Beckham meninggalkan romantisme di jantung Real Madrid, masih ada pertanyaan yang menggantung seputar temperamennya di lapangan hijau.
Rekor buruk
Selama musim kompetisi, pemain Inggris ini boleh dibilang menunjukkan rekor disiplin yang relatif buruk, seperti umumnya para pemain Real.
Sementara ada tiga pemain produk lokal Spanyol yang menghantar Real Madrid memperoleh gelar terhormat liga utama negeri itu. Salah satunya yakni penjaga gawang Iker Casillas.
Casillas tampil sebagai kiper nomer wahid di Spanyol. Penampilannya tergolong konsisten bahkan mendapat perhatian ekstra dari pesaing utama Real yakni Barcelona dan Sevilla.
Kelemahan Casillas kerapkali tampak dalam mengambil bola-bola atas yang dikirim langsung ke kotak penalti oleh pemain lawan. Ia jadi palang pintu terakhir Real Madrid.
Sergio Ramos, meski tergolong muda karena berusia 21 tahun, grafik prestasinya terus menanjak. Ia makin matang dengan posisi sebagai bek tengah di kawasan Eropa, tidak melulu bagi Real. Ia bukan jago kandang.
Sebagai bek dengan tipe pekerja keras, ia kerapkali merepotkan pertahanan lawan dengan kecepatan layaknya striker.
Buktinya, ia melesakkan lima gol dalam musim kompetisi. Hasil itu makin mengukuhkan dirinya sebagai pemain profesional di masa depan.
Ramos kerap mencetak gol saat Real menghadapi momen-momen penting. Umumnya ia mencetak gol dengan menggunakan kepala.
Raul Gonzales, yang diberi kepercayaan sebagai kapten kesebelasan, bukan tanpa masalah. Penampilannya dalam sejumlah pertandingan tidaklah konstan. Perannya justru memberi motivasi kepada sesama pemain di ruang ganti pekaian.
Capello mempercayakan Raul untuk beroperasi di sisi kiri untuk mendukung sepenuhnya pemain depan, meski di sana masih ada pilihan utama, yakni Robinho.
Formasi ini kerapkali diandalkan Capello ketika Beckham tidak diturunkan dan van Nistelrooy absen karena mengalami cedera.
Raul tampak makin harmonis ketika melakukan tandem bersama dengan pemain asal Belanda itu, meski masih harus lebih banyak turun dalam pertandingan. (*)
Copyright © ANTARA 2007