Kuala Lumpur (ANTARA News) - Majikan Ceriyati, Ivone Siew, didampingi agen pemasok PRT Malaysia, Senin (18/6), mendatangi KBRI Kuala Lumpur dan diterima oleh Kepala Satgas Perlindungan dan Pelayanan WNI, Tatang B. Razak, dan Atase Tenaga Kerja, Teguh H Cahyono dan Kepala Imigrasi, Bambang Widodo.
Ivone Siew mengenakan baju cokelat dan berkaca mata tampak menunduk terus untuk menghindari pengambilan foto. Ia kelihatan pucat dan lebih memilih diam seribu bahasa ketika dihadapkan oleh para pejabat KBRI. Suaminya Michael Tsen tidak tampak mendampingi.
"Kabarnya dia merupakan istri kedua dan umur majikan laki-laki sudah tua sekitar 50-an, sedangkan usia Ivone sendiri sekitar 30-an," kata Teguh.
Ivone adalah majikan dari Ceriyati binti Dapin, PRT asal Brebes, yang membuat geger masyarakat Malaysia karena PRT itu nekat kabur dari apartemen Tamarind Lt 15, Sentul, Kuala Lumpur, Sabtu siang (16/6) melalui jendela dengan hanya menggunakan potongan kain yang diikat.
Media massa Malaysia seperti Utusan Malaysia, Harian Metro, dan New Strait Times membuat foto-foto drama penyelamatan Ceriyati pada halaman satu dan juga foto-foto Ceriyati dengan muka dan leher bengkak-bengkak karena dipukuli majikan, Sabtu paginya.
Ia nekad kabur karena tidak tahan dipukuli oleh majikan perempuan selama empat setengah bulan bekerja. Ketika turun dengan memanjat apartemen itu, para penghuni lainnya melihat kemudian menelepon Tim Bomba, tim pemadam kebakaran dan penyelamat Malaysia. Tim Bomba dan masyarakat akhirnya menyelamatkan Ceriyati yang masih tergantung di Lt 12.
Menurut Tatang B Razak, Sekretaris Jenderal Kementerian Hal Ehwal Dalam Negeri Malaysia, Tan Sri Aseh, akan datang ke KBRI guna menengok Ceriyati.
Belum digaji
Wakil Dubes RI untuk Malaysia, AM Fachir, Atase Tenaga Kerja Teguh H Cahyono, dan Kepala Satgas Perlindungan dan Pelayanan WNI Tatang B Razak sudah menemui dan berdialog dengan Ceriyati.
Semula media massa Malaysia memberitakan nama PRT Shamelin asal Palembang sebenarnya ialah Ceriyati asal Brebes Jawa Tengah.
Ketika lari, majikannya sedang tidak ada di rumah.
Ceriyati kemudian dibawa ke KBRI Kuala Lumpur, Sabtu sore. Ia langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan. Setelah itu ia dibawa ke kantor polisi Sentul untuk dimintai keterangan. Saat dimintai keterangan di Kantor Polisi Sentul, majikan laki-laki Michael Tsen sudah berada di kantor polisi.
"Saya bekerja dari jam 06 pagi hingga jam 02 pagi lagi. Saya hanya dikasih makan sekali sehari. Disuruh bekerja di rumah dan juga pekerjaan majikan perempuan sebagai broker real estate. Pekerjaan rumah tangga sih selalu beres, tapi pekerjaan di perusahaan-nya yang sering membuat majikan perempuan selalu memukul saya," ungkap Ceriyati.
"Saya dilarang beribadah. Dilarang keluar apartemen. Disuruh tidur di ubin dan selalu dikunci dalam kamar jika majikan laki-laki dan perempuan pergi karena sering dipukul dan disakiti makanya saya nekat kabur," katanya.
Ceriyati bekerja dengan majikan bernama Michael Tsen dan Ivone Siew di sebuah kondomonium Tamarind sejak empat bulan setengah lalu. Selama empat bulan bekerja, ia juga belum menerima gaji. Ini merupakan pengalaman pertama Ceriyati bekerja sebagai PRT di Malaysia dan di luar negeri.
Ia memiliki seorang suami bernama Ridwan dan dua anak yang kini masih tinggal di Brebes. Namun dengan kejadian ini, Ceriyati enggan kembali ke tanah air sebelum membawa uang. Ia dikirim ke Malaysia melalui agen Indonesia PT Sumber Kencana Sejahtera dan agen Malaysia yang menampung ialah Kemas Cerah Bhd.
Sementara itu, Fachir mengatakan akan melakukan konsultasi dengan pengacara kedutaan kemudian memberikan opsi kepada korban.
"Opsi apa yang akan diambil karena dia yang akan menjalani sendiri. Ceriyati untuk sementara akan tinggal di penampungan kedutaan," kata Fachir. (*)
Copyright © ANTARA 2007