Jakarta (ANTARA News) - Saat Pangeran Harry menikah dengan Meghan Markle tahun depan, perempuan itu bukanlah orang Amerika pertama yang bergabung dalam keluarga tersebut.

Nenek buyut dari Lady Diana adalah Frances Ellen Work alias "Dollar Princes". Perempuan yang biasa dikenal sebagai Fannie itu lahir di New York pada 1857. Dia adalah bankir Amerika yang meninggalkan warisan 15 juta dolar AS saat wafat.

Pada 1880, Fannie menikah dengan pria kelahiran Inggris bernama James Boothby Burke Rochem, putra dari politisi Irlandia Edmund Burke Roche. Fannie dan Jim -nama panggilan James- tinggal di Inggris dan memiliki empat anak di London, satu anak meninggal saat masih bayi.

Namun mereka bercerai pada 1891 di pengadilan AS. Pengadilan mengatakan Jim telah menelantarkan Fannie selama lebih dari tiga tahun dan "secara sadar menelantarkan kebutuhan istrinya".

Pengadilan Amerika juga memberi Fannie hak asuh atas ketiga anaknya, Cynthia Burke Roche, Edmund Maurice Burke Roche dan Francis George Burke Roche.

Pada 1905, Fannie menikah lagi dengan pria Hungaria bernama Aurel Batonyi. Setelah bercerai untuk kedua kalinya, Fannie berpindah-pindah dari AS ke Eropa hingga masa tuanya. Dia wafat pada 1947 di rumahnya di Fifth Avenue, New York.

Cicitnya, Diana, lahir 14 tahun kemudian.

Tak hanya berakhir di situ. Pada kenyataannya Harry bukanlah cucu Ratu pertama yang menikahi orang Amerika Utara. Peter Phillips juga menikahi Autumn Kelly, perempuan Kanada, pada 2008.

Paman Pangeran Harry dan Peter Phillips, Pangeran Andrew, juga pernah berpacaran dengan perempuan Amerika. Pada Februari 1981, malam ulang tahunnya ke-21, dia berjumpa dengan Koo Stark. Kabar asmara mereka tercium media pada 1982 ketika mereka berada di Mustique Karibia. Sebagian paparazzi menyewa pesawat, sisanya berenang ke pantai mengenakan alat selam.

Dikutip BBC, keduanya berpisah namun tetap menjalin hubungan baik. Andrew adalah ayah baptis dari putri Stark.

Namun, apapun yang dilakukan Pangeran Harry dan Meghan Markle tak akan membuat keluarga kerajaan heboh gara-gara Edward VIII pada 1936. Dia bertemu sosialita Amerika bernama Wallis Simpson. Dia sudah menikah dengan suami keduanya, Ernest.

Pada Januari 1936, Edward naik tahta jadi raja setelah ayahnya, George V, wafat. Pada Oktober tahun yang sama, Simpson bercerai.

Pada November, Raja Edward mengatakan pada Perdana Menteri, Stanley Baldwin, bahwa ia ingin menikahi Simpson. Baldwin mengatakan pada raja bahwa rakyat takkan menerima Simpson jadi ratu.

Sang raja mengajukan pernikahan morganatic di mana dia jadi raja namun istrinya tak menjadi ratu, namun permintaannya ditolak perdana menteri dan pemerintah persemakmuran lain.

Pada 11 Desember 1936, dia memilih meninggalkan tahtanya. Dalam pidato penurunan tahta, dia bicara soal "perempuan yang saya cintai".

Keduanya menikah pada 1937 dan, setelah PD II, menetap di Prancis. Edward meninggal di sana pada 1972, sementara Simpson hidup hingga 1986.

Lebih dari 80 tahun setelah krisis konstitusional tersebut, Pangeran Harry dan Meghan Markle akan menulis babak baru dalam sejarah panjang antara Amerika Utara dan keluarga kerajaan.

Dilansir People, kabar bahagia itu disambut baik oleh para aktor hingga politisi.

Mantan presiden Barack Obama menyampaikan doa untuk pasangan tersebut di Twitter, "Michelle dan saya sangat senang atas pertunangan Pangeran Harry dan Meghan Markle. Kami berharap kalian bahagia bersama."

Sahabat Markle, aktris Priyankha Chopra, mengunggah foto pertunangan mereka di Instagram dilengkapi pesan "Selamat sahabatku @meghanmarkle dan Pangeran Harry!!! Aku turut bahagia untukmu Meg! Kau pantas mendapat yang terbaik... Teruslah tersenyum. Xoxo," tulis Chopra yang sering muncul di media sosial Markle.


Baca juga: Berlian Puteri Diana hiasi cincin tunangan Pangeran Harry

Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017