Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Sutiyono memaparkan pasar di Jakarta harus memenuhi standar keamanan dan juga kenyamanan agar warga ibukota dapat mengakses pasar dengan baik. "Selama ini, ada citra di masyarakat bahwa pasar yang dikelola oleh perusahaan daerah kotor, becek, dan rawan kebakaran. Hal itu, harus diubah," kata Sutiyoso saat meresmikan tiga Pasar Santa, Bukit Duri, dan Cakung di Jakarta, Senin. Ia menambahkan dengan kondisi tersebut, ditambah pembangunan pasar swalayan dan minimarket yang semakin marak di Jakarta mengakibatkan sejumlah pasar yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Pasar Jaya, mulai ditinggalkan warga. "Jakarta sebagai ibukota harus memiliki penampilan yang representatif termasuk pasar yang memenuhi persyaratan teknis," tambahnya. Gubernur DKI menyambut baik adanya usaha PD Pasar Jaya untuk melakukan peremajaaan dan revitalisasi pasar yang kondisinya dinilai memerlukan pembenahan. "Dari 161 pasar yang ada 141 di antaranya, berkategori C yaitu yang berada di pemukiman. Dari 141 tersebut, 24 di antaranya direnovasi," katanya. Sementara itu, Direktur Utama PD Pasar Jaya Uthand H Sitorus mengatakan Pasar Santa dibangun dengan menghabiskan dana Rp 32,7 miliar. Di atas lahan seluas 8.491 meter persegi ketinggian mencapai tiga lantai. Di lokasi tersebut ada 1942 tempat usaha, 1269 kios tertutup, 53 counter dan 620 los. "Sedangkan Pasar Bukit duri dibangun di atas lahan seluas 2.498 meter persegi dengan jumlah tempat usaha sebanyak 584 yang terdiri atas 286 kios tertutup 134 kloster, dan 164 los," katanya. Untuk pasar Bukit Duri, masih menurut Uthand, biaya pembangunannya Rp4,6 miliar. Sementara Pasar Cakung dibangun di atas lahan seluas 3.161 meter persegi, dengan tempat usaha sebanyak 834 yang terdiri dari 470 kios 166 counter dan 198 los dengan biaya pembangunan Rp4,035 miliar. "Ketiga pasar tersebut, merupakan pasar percontohan yang akan diterapkan dalam pembangunan pasar kelas c yang memiliki antara lain mesin pengolah limbah, `smooking room area`, pemadam kebakaran, genset, dan penangkal petir," katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007