Yerusalem (ANTARA News) - Pengadilan memblokir layanan berbagi kendaraan Uber di Israel pada Senin (27/11), memenangkan para pengemudi taksi konvensional yang menyebut pengemudi privat dalam layanan firma perusahaan Amerika Serikat itu tidak memberikan jaminan asuransi layak.
Keputusan hakim pengadilan Distrik Tel Aviv memerintahkan layanan itu berhenti beroperasi pada Rabu, setelah serikat pengemudi taksi dan pengemudi layanan berbasis aplikasi daring lainnya mengajukan gugatan.
"Mereka mengoperasikan taksi pribadi yang melanggar hukum," kata Yehuda Bar On, ketua serikat pengemudi taksi.
"Mereka membahayakan para penumpang karena mereka tidak memiliki asuransi. Mereka mempekerjakan pengemudi yang tidak memperoleh pelatihan dan tes resmi," katanya sebagaimana dikutip AFP.
Uber mengatakan akan menghentikan layanan berbagi kendaraannya di Israel, yang disebut UberNIGHT dan UberDAY, tetapi layanan pemesanan taksi konvensional melalui aplikasi tersebut akan tetap tersedia.
"Kami memberhentikan para pengemudi UberNIGHT dan UberDAY, namun akan melanjutkan penawaran layanan UberTAXI di Israel," kata juru bicara perusahaan.
"Kami berkomitmen bekerja dengan otoritas Israel untuk mengeksplorasi bagaimana teknologi bisa meningkatkan keamanan dan alternatif transportasi terjangkau di kota-kota kita."
Perusahaan Amerika Serikat itu menjadi fenomena global, beroperasi di 600 lebih kota dan belasan negara, namun menghadapi serangkaian skandal dan tantangan hukum.
Mereka menghadapi tentangan dari operator taksi tradisional dan regulator. Kementerian Transportasi Israel juga memperkarakan Uber ke pengadilan, menyebut penyelenggaraan layanan itu telah melanggar hukum.(ab)
Pewarta: Antara
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017