Kuala Lumpur (ANTARA News) - Seorang pembantu rumah tangga (PRT) Indonesia bernama Ceriyati binti Dapin( 34), yang nekat kabur lewat jendela dan turun dengan memanjat tali kain dari lantai 15 kondominium (apartemen) Tamarind, Sentul, Kuala Lumpur, kini sudah berada di penampungan KBRI Kuala Lumpur.
Luka-luka yang diderita yakni bengkak-bengkak di jidat, leher sebelah kanan, dan luka-luka di tangan sudah agak membaik setelah kemarin dibawa ke RS Kuala Lumpur dan dirawat di penginapan agen penyalur PRT Malaysia.
Wakil Dubes RI untuk Malaysia, AM Fachir, Atase Tenaga Kerja Teguh H Cahyono, dan Kepala Satgas Perlindungan dan Pelayanan WNI, Tatang B Razak, sudah menemui dan berdialog dengan Ceriyati.
Ceriyati adalah PRT yang membuat gempar Malaysia karena, Minggu, koran-koran Malaysia seperti Utusan Malaysia, Harian Metro, dan The New Strait Times di halaman depannya menampilkan foto-foto drama penyelamatan Tim Bomba, regu pemadam kebakaran dan penyelamat Malaysia, sedang menyelamatkan dia yang tergantung dengan tali yang terbuat dari guntingan kain.
Namun media massa Malaysia memberitakan nama PRT Shamelin asal Palembang yang sebenarnya ialah Ceriyati asal Brebes, Jawa Tengah.
Ia terpaksa melarikan diri karena tidak tahan disiksa oleh majikannya selama bekerja empat bulan setengah di sebuah kondominium di Sentul, Kuala Lumpur. Sabtu siang dengan nekat, ia keluar dari kamarnya melalui jendela turun dari lantai 15 dengan menggunakan potongan baju, selimut, dan kain lainnya.
Akan tetapi belum sampai di bawah, para penghuni kondominium itu melihat dan kemudian menelepon Tim Bomba. Tim Bomba dan polisi kemudian datang dan melakukan penyelamatan. Mereka meletakkan beberapa matras di bawah jika dalam upaya penyelamatan ternyata korban terjatuh.
Ketika lari, majikannya sedang tidak ada di rumah.
Ceriyati kemudian dibawa ke KBRI Kuala Lumpur, Sabtu sore. Ia langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan. Setelah itu, dia dibawa ke Kantor Polisi Sentul untuk dimintai keterangan. Saat dimintai keterangan di Kantor Polisi Sentul, majikan laki-laki Michael Tsen sudah berada di kantor polisi.
"Saya bekerja dari jam 06 pagi hingga jam 02.00 pagi lagi. Saya hanya dikasih makan sekali sehari. Disuruh bekerja di rumah dan juga pekerjaan majikan perempuan sebagai broker real estate. Pekerjaan rumah tangga sih selalu beres, tapi pekerjaan di perusahaannya yang sering membuat majikan perempuan selalu memukul saya," ungkap Ceriyati.
"Saya dilarang beribadah. Dilarang keluar apartemen. Disuruh tidur di ubin dan selalu dikunci dalam kamar jika majikan laki-laki dan perempuan pergi. Karena sering dipukul dan disakiti, makanya saya nekat kabur," katanya.
Belum terima gaji
Ceriyati bekerja dengan majikan bernama Michael Tsen dan Ivone Siew di sebuah kondominium Tamarind Sentul sejak empat bulan setengah lalu. Selama empat bulan bekerja, ia juga belum menerima gaji. Ini merupakan pengalaman pertama Ceriyati bekerja sebagai PRT di Malaysia dan di luar negeri.
Ia memiliki seorang suami bernama Ridwan dan dua anak yang kini masih tinggal di Brebes. Namun dengan kejadian ini, Ceriyati enggan kembali ke tanah air sebelum membawa uang. Ia dikirim ke Malaysia melalui agen Indonesia, PT Sumber Kencana Sejahtera dan agen Malaysia yang menampung ialah Kemas Cerah Bhd.
Menurut Atase Tenaga Kerja KBRI, Teguh H Cahyono, majikan dan agen Malaysia akan datang ke KBRI Senin pagi guna merundingkan persoalan ini.
Sementara itu, Wakil Dubes, AM Fachir mengatakan akan melakukan konsultasi dengan pengacara Kedutaan dan kemudian memberikan opsi kepada korban.
"Opsi apa yang akan diambil karena dia yang akan menjalani sendiri. Ceriyati untuk sementara akan tinggal di penampungan kedutaan," kata Fachir. (*)
Copyright © ANTARA 2007