"Saya akan terus cek perkembangannya karena saya ingin negara ini jadi negara berkembang yang maju," katanya pada pelaksanaan program peremajaan sawit rakyat di Desa Kota Tengah, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Senin.
Ia mengatakan saat ini Indonesia adalah produsen kelapa sawit terbesar di dunia sehingga harus menjadi yang tercepat dalam pengelolaan.
Selain itu, Presiden juga semua pihak bekerja keras dalam pengolahan sawit mulai dari peremajaan, pengelolaan dan lainnya sehingga dapat meningkatkan produktivitas kelapa sawit.
"Untuk itu saya perintahkan kepada Menko Perekonomian segera meremajakan sawit kita agar tidak disalip oleh negara lain," katanya.
Komitmen pemerintah untuk meremajakan sawit dimulai di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, dengan jumlah 4,6 juta hektare lahan rakyat dari total 11,9 juta hektare.
Di Sumut terdapat 350 ha yang harus diremajakan dan membutuhkan dana yang tidak sedikit, namun untuk hasil masa depan, hal ini harus dilaksanakan.
Untuk mendukung program tersebut, kata dia, selain dana sekitar Rp3 triliun, juga tahun ini ada 5 juta sertifikat yang akan dibagikan untuk petani yang berguna meminimalisir sengketa lahan baik antara penduduk dengan penduduk, perusahaan maupun pemerintah.
"Mari bekerja untuk rakyat dengan sebaik-baiknya, jauhkan dan hindari pungli kepada masyarakat. Program ini juga dapat dilaksanakan melalui skema tumpang sari, dengan menanam jagung ataupun semangka di antara tanaman sawit," kata Presiden.
Pewarta: Juraidi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017