Berdasarkan data yang diterima media di Jakarta, Senin, anak pasangan Ricardo dan Rini Gelael ini akan menjalani dua hari uji coba bersama kendaraan STR 12. Untuk hari pertama, pebalap berusia 21 tahun ini akan menjalani sesi latihan penuh, sedangkan hari kedua harus bergantian dengan Pierre Gasly dan Bredon Hartley.
Sebelum menjalani uji coba dengan Toro Rosso, Sean baru saja menyelesaikan balapa Formula 2 bersama dengan tim Pertamina Arden di tempat yang sama. Hanya saja, pebalap penyuka musik hip hop ini belum mendapatkan hasil yang memuaskan.
"Musim ini saya mendapatkan banyak pengalaman dan belajar bersama tim Pertamina Arden. Hasilnya memang tidak sesuai harapan. Saya ucapkan terima kasih kepada anggota tim," kata Sean Gelael dalam keterangannya.
Untuk melakukan uji coba Forluma 1 bersama Toro Rosso, Sean bakal mendapatkan motivasi yang tinggi karena musim depan dipastikan bakal memperkuat tim baru yaitu Prema Racing untuk turun di Formula 2 musim depan. Prema merupakan salah satu tim elit di balapan satu level dibawah Formula 1 itu.
Pada sesi terakhir uji coba Formula 1 musim ini, Sean Gelael dan pebalap lainnya akan fokus pada pengenalan karakter ban Pirelli yang disesuaikan dengan komponen lain termasuk sasis mobil. Sebelumnya, uji coba yang sama di Sirkuir Sakhir Bahrain dan Hongaria.
Selain turun sebagai pebalap penguji, Sean juga mendapatkan kesempatan untuk melakukan latihan bebas pertama (FP1) Formula 1 bersama tim Toro Rosso di Sirkuit Marina Bay Singapura, Sirkuit Sepang Malaysia, Sirkuit Austin Amerika Serikat dan di Meksiko.
Setelah menyelesaikan uji coba bersama dengan tim Toro Rosso, pebalap jangkung ini akan beralih melakukan uji coba bersama tim barunya di Formula 2, Prema Racing. Tes ini merupakan momentum persiapan tim untuk menghadapi musim balap tahun depan.
Sesi tes ini sangat penting karena adaptasi pertama pebalap sekaligus uji coba mobil yang baru. Untuk musim 2018, penyelenggara balap Formula 2 menerapkan regulasi baru dengan memperkenalkan mesin turbo. Selain itu, setiap mobil juga diwajibkan memakai pengaman Halo.
Bagi tim Prema Racing, musim depan dipastikan akan lebih berat karena tim lain pun memiliki kesempatan yang sama. Prema Racing sebelumnya begitu mendominasi pada musim 2016. Pada debutnya di ajang GP2 yang kini berganti nama Formula 2, Prema menempatkan dua pebalapnya di puncak klasemen pebalap dan memastikan gelar juara dunia. Mereka juga menyabet gelar juara untuk tim.
Pada musim 2017, dominasi Prema Racing sudah mulai tertandingi. Meski masih mampu mengantarkan pebalapnya juara dunia lewat Charles Leclerc, namun gelar juara tim sudah lepas dari genggaman mereka. Gelar juara diambil tim Russian Times yang tampil lebih konsisten lewat dua pebalapnya, Artem Markelov dan Luca Ghitto.
Musim 2018 dengan regulasi baru dan mobil baru, belum ada jaminan bagi Prema Racing untuk kembali berkibar. Persiapan tim yang matang akan menjadi kunci. Harapan mereka pun akan bertumpu pada kemampuan balap Sean Gelael yang musim ini akan berduet dengan pebalap asal Belanda, Nyck De Vries.
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017