Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan berupaya untuk memperluas akses produk Indonesia, salah satunya melalui program misi dagang ke Negeri Matahari Terbit, Jepang, pada 28-30 November 2017.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita akan memimpin delegasi misi dagang Indonesia ke Negeri Matahari Terbit tersebut dan diharapkan ada peningkatkan komitmen untuk memberikan akses lebih luas bagi produk-produk Indonesia.
Beberapa produk tersebut adalah produk makanan, produk pertanian dan perikanan, serta jasa tenaga kerja terampil seperti perawat, pengasuh, dan tenaga kerja terampil lainnya.
"Selain itu, juga membuka peluang kerja sama untuk mendorong produk Indonesia masuk ke pasar Jepang melalui sistem distribusi ritel yang ada di Jepang," kata Enggartiasto, dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin.
Menurut Enggartiasto, misi dagang kali ini merupakan tindaklanjut dari pertemuan Mendag dengan Delegasi JETRO yang dipimpin Wakil Presiden JETRO Yuri Sato pada 10 Agustus 2017 lalu di Kantor Kemendag, Jakarta.
Pada pertemuan tersebut kedua pihak berkomitmen meningkatkan hubungan kerja sama kedua negara di bidang ekonomi dan perdagangan. Saat itu, JETRO mengundang para pelaku usaha Indonesia mengunjungi Jepang dan akan mempertemukan pelaku usaha Indonesia dengan pelaku usaha Jepang.
Misi dagang kali ini diikuti 21 perusahaan yang terdiri dari berbagai sektor usaha, antara lain makanan olahan, produk herbal, tekstil dan produk tekstil, produk-produk kreatif seperti mainan, fesyen, furnitur, teknologi dan dekorasi rumah.
Selain itu, kertas, minyak kelapa sawit dan turunannya, minyak esensial, produk-produk manufaktur seperti ban dan pupuk, serta energi terbarukan.
"Melalui misi dagang ini diharapkan pelaku usaha Indonesia dapat meningkatkan ekspor berbagai komoditas, baik yang selama ini telah masuk ke Jepang maupun yang belum," ujar Enggartiasto.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, nilai total perdagangan nonmigas Indonesia-Jepang pada periode tahun 2012-2016 memperlihatkan pertumbuhan yang negatif sebesar 14,70 persen.
Namun, total perdagangan Indonesia-Jepang pada periode Januari-September tahun 2017 tercatat 23,8 miliar dolar AS dan memberikan surplus bagi Indonesia sebesar 2,5 miliar dolar AS. Nilai tersebut meningkat 11,63 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 21,3 miliar dolar AS pada periode serupa.
Produk ekspor utama Indonesia ke Jepang pada tahun 2016 antara lain batubara, biji tembaga, nikel, kayu lapis, udang, kertas dan produk kertas, minyak sawit dan turunannya, furnitur, kopi, alas kaki, pakaian, dan ban kendaraaan bermotor.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017