Denpasar (ANTARA News) - Petugas Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (SAR) Denpasar, Bali, mengevakuasi ratusan warga yang berada di sekitar Gunung Agung, Kabupaten Karangasem yang masuk kawasan rawan bencana menuju sejumlah posko pengungsian.
"Tim SAR gabungan harus bisa mengosongkan kawasan rawan bencana (KRB) diutamakan yang berada di KRB III," kata Kepala SAR Denpasar Ketut Ardana di Denpasar, Senin.
Menurut Ardana, hingga pukul 12.00 WITA, tim gabungan telah mengevakuasi 229 orang warga sejumlah desa di KRB II dan III di Kecamatan Kubu, Kecamatan Bebandem, Kecamatan Selat, Kecamatan Sidemen dan Kecamatan Rendang.
Sebagian warga sebelumnya telah melakukan evakuasi mandiri sejak Sabtu (25/11) dan juga percepatan evakuasi oleh Basarnas bersama potensi SAR lainnya.
Mereka terus bergerak di lapangan melakukan evakuasi, membagikan masker untuk menghindari bahaya abu vulkanik karena dapat mengganggu kesehatan.
Ardana menjelaskan bahwa SAR Denpasar juga menambah kekuatan dengan bantuan dari Kantor SAR Mataram sebanyak 21 orang dan tiga unit truk pengangkut personel serta truk penyelamatan (2) dan motor trail (2).
Dia menambahkan tim SAR yang berada di Posko Utama Tanah Ampo, Pos Aju Selat, Pos Aju Rendang, Pos Aju Jasri dan Pos Aju Les Buleleng juga menambah kekuatannya.
Keseluruhan pengerahan tersebut, kata dia, belum termasuk kendaraan operasional yang dimiliki potensi SAR lainnya, di antaranya dari TNI/Polri, BPBD, Dinas Pemadam Kebakaran Karangasem, PMI serta relawan lainnya.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sebelumnya menaikkan status siaga Gunung Agung menjadi awas karena peningkatan aktivitas vulkanik seiring erupsi dengan memuntahkan abu vulkanik yang signifikan.
PVMBG meminta masyarakat termasuk pendaki untuk tidak melakukan aktivitas di zona perkiraan bahaya yakni radius delapan kilometer dan ditambah perluasan sektoral 10 kilometer arah utara-timur laut dan tenggara-selatan-barat daya dari kawah Gunung Agung.
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017