Nahr al-Bared, Libanon (ANTARA News) - Tentara Libanon dan militan yang diilhami-al Qaida bertempur secara sporadis Minggu di sebuah kamp pengungsi Palestina di Libanon utara, tempat seringnya pertempuran hebat yang telah memasuki pekan kelimanya. Beberapa saksi mengatakan bentrokan sengit Sabtu malam meletus antara tentara dan militan Fatah al-Islam dan tembakan sebentar-sebentar menyalak Minggu khususnya di sisi utara dan timur kamp Nahr al-Bared. Pertempuran itu merupakan kekerasan internal terburuk sejak perang saudara 1975-1990, menewaskan sedikitnya 150 orang, termasuk 68 tentara, lebih dari 50 gerilyawan dan 32 warga sipil, serta telah memaksa ribuan pengungsi melarikan diri dari Nahr al-Bared, kebanyakan ke kamp Beddawi yang berdekatan. Fatah al-Islam muncul akhir tahun lalu setelah pemimpinnya, Shaker al-Abssi, dan sekitar 200 gerilyawan memisakan diri dari kelompok Palestina pro-Suriah Fatah al-Intifada. Beberapa anggota pemerintah Libanon yang didukung-Barat mengaitkan Fatah al-Islam dengan intelijen Suriah, meskipun kelompok itu dan Damaskus membantah memiliki hubungan. Pihak berwenang Libanon telah minta pada anggota kelompok garis keras itu untuk menyerah dan meletakkan senjata mereka, permintaan yang telah acapkali mereka tolak. Tujuan yang dinyatakan Fatah al-Islam adalah untuk memperluas visinya mengenai Islam Sunni di antara pengungsi Palestina di Libanon serta untuk memerangi Israel dan AS. Kelompok itu memiliki sedikit dukungan di antara masyarakat Palestina, demikian Reuters.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007