Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) akan menenderkan wilayah kerja pertambangan (WKP) panas bumi melalui mekanisme kerja sama operasi (KSO) pada akhir 2007. Direktur Hulu Pertamina Sukusen Soemarinda di Jakarta, Minggu, mengatakan pihaknya berharap WKP panas bumi yang di-KSO-kan itu bisa berproduksi mulai 2010. "Tender KSO panas bumi ini konsepnya mirip dengan migas," katanya. Selama ini, selain dikelola sendiri, Pertamina juga melakukan kontrak operasi bersama pengembangan panas bumi dengan perusahaan lain seperti Chevron, Star Energy, Geodipa, dan Medco. Saat ini, Pertamina mengelola 15 WKP panas bumi dengan potensi cadangan mencapai 4.788 Mega Watt equivalent (MWe). Delapan dari 15 WKP panas bumi itu sudah dikembangkan baik sendiri maupun bersama mitra dengan kapasitas terpasang 852 MWe. WKP panas bumi yang sudah dikembangkan adalah Sibayak, Karo, Sumut dengan total cadangan 170 MWe dan kapasitas terpasang dua MWe, Awibengkok, Gunung Salak, Bogor 600 MWe dan 375 MWe, Wayang Windu, Bandung 385 MWe dan 110 MWe dengan mitra Star Energy, Kamojang, Garut 333 MWe dan 140 MWe, Darajat, Garut 432 MWe dan 145 MWe bersama Chevron Geothermal Indonesia, Dieng, Wonosobo 580 MWe dan 60 MWe bersama PT Geodipa, dan Lahendong-Tompaso, Minahasa, Sulut 175 MWe dan 20 MWe. Sementara, WKP yang belum dikembangkan adalah Bukit Gedang Hulu Lais, Rejang Lebong, Bengkulu dengan cadangan 500 MWe, Lumut Balai, Ogan Komering Hilir, Sumsel dengan hipotesis sumber daya 92 MWe, Ulubelu, Tenggamus, Lampung dengan cadangan 400 MWe, Gunung Patuha, Bandung 417 MWe bersama PT Geodipa, Karaha-Cakrabuana, Tasikmalaya 200 MWe, Iyang Argopuro, Probolinggo 185 MWe, Buyan Bratan, Bedugul Buleleng, Bali 226 MWe bersama Bali Energy, dan Kotamobagu,Bolaang Mongondow, Sulut 185 MWe. Dirut PT Pertamina Geothemal Energy Bambang Kustono menambahkan, saat ini pihaknya sedang mengkaji tender KSO tersebut yang diharapkan selesai dalam satu bulan mendatang. Menurut Bambang, penawaran KSO dapat dilakukan hanya pada pengembangan hulu, hilir, atau hulu dan hilir. "Tapi, kami maunya dari hulu hingga ke hilir," katanya. Ia mengatakan, saat ini sudah ada beberapa investor yang menyatakan minat yang di antaranya Medco, Star Energy, Chevron dan Total. Sukusen juga menambahkan, pada tahun ini, Pertamina menyediakan dana pengembangan panas bumi hingga Rp1 triliun. Dana akan digunakan untuk mengebor lima sumur yakni tiga di Ulubelu, dan dua di Lumut Balai. Dengan biaya pengeboran mencapai 4,5 juta dolar AS per sumur maka untuk lima sumur mencapai 22,5 juta dolar AS. Selain hulu, Pertamina juga menganggarkan dana buat pengembangan hilir yang di antaranya PLTP Kamojang Unit 4 yang ditargetkan selesai tahun ini.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007